“Analisis kimia itu sama seperti prodi Kimia ya?” ucap sebagian orang ketika bertanya prodi apa yang saya ambil.
Pertanyaan seperti itu bukan hal baru. Program studi Analisis Kimia memang belum sepopuler jurusan Kimia murni atau Farmasi. Namun, bagi kami yang menjalani dunia ini, analisis kimia memiliki karakter unik yang membuatnya berbeda. Jurusan ini berfokus pada penerapan ilmu kimia secara praktis, terutama dalam mengidentifikasi, memisahkan, dan mengukur kadar suatu zat melalui kegiatan laboratorium.
Jika jurusan Kimia murni lebih banyak bergelut pada teori dan penelitian fundamental, maka mahasiswa Analisis Kimia dituntut untuk mahir bekerja di laboratorium dengan berbagai instrumen, seperti spektrofotometer UV-Vis, FTIR, AAS, hingga kromatografi. Setiap alat memiliki prinsip dan cara kerja berbeda, sehingga mahasiswa dituntut untuk teliti, sabar, dan disiplin dalam setiap tahap analisis.
Selain itu, karena jurusan ini berada di jenjang vokasi atau diploma, orientasinya lebih ke arah dunia kerja. Mahasiswa tidak hanya mempelajari konsep teoritis, tetapi juga dibekali keterampilan teknis yang siap digunakan di industri. Tidak heran jika lulusan Analisis Kimia banyak dibutuhkan di laboratorium perusahaan makanan, farmasi, kosmetik, hingga lingkungan.
Namun, menjadi mahasiswa Analisis Kimia tidak semata soal bekerja dengan bahan kimia. Di balik jas laboratorium dan bau reagen, ada kemampuan berpikir kritis dan logika yang terus diasah. Kami belajar untuk memecahkan masalah dengan pendekatan ilmiah, membaca hasil uji dengan cermat, dan menarik kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan.
Bagi sebagian orang, rutinitas di laboratorium mungkin terlihat monoton. Tetapi bagi kami, setiap pengujian memiliki cerita dan tantangan tersendiri. Ada rasa puas ketika hasil analisis sesuai dengan standar, dan ada pula pelajaran ketika data menunjukkan penyimpangan yang harus ditelusuri. Semua proses itu melatih ketelitian dan rasa tanggung jawab, dua hal yang sangat penting di dunia kerja.
Menjadi mahasiswa Analisis Kimia berarti belajar menghargai proses. Dari menyiapkan larutan dengan konsentrasi tepat, menjaga kebersihan alat, hingga mencatat setiap hasil secara detail, semuanya menumbuhkan kebiasaan teliti dan disiplin. Nilai-nilai inilah yang membuat kami siap bersaing, bukan hanya di laboratorium, tetapi juga di berbagai bidang yang membutuhkan ketepatan dan keandalan.
Jadi, ketika seseorang kembali bertanya, “Analisis Kimia itu sama seperti Kimia ya?”, saya akan tersenyum dan menjawab, “Mirip, tapi kami bekerja lebih dekat dengan kenyataan.”
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI