Mohon tunggu...
Zainuddin El Zamid
Zainuddin El Zamid Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik

Menulis apa saja yang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Doa Orangtua dan Kyai Juga Tangis Wisuda MAPM Qurani

28 Mei 2023   18:09 Diperbarui: 28 Mei 2023   18:24 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AIRMATA WISUDA 

Saat masih nyantri, dengan bangganya ikut proses wisuda ini itu. Bangga karena sudah berhasil melewati masa-masa sulit dalam menuntut ilmu. Tapi saat di posisi sebagai seorang pengajar, ada satu rasa yang tak bisa diungkapkan saat melihat santri dan anak didik wisuda. Haru dan bahagia bercampur menjadi satu. Entahlah.

Hamba termasuk orang yang menolak cengeng. Tapi untuk urusan ini, rasanya susah untuk menahan tetes airmata. Semakin kesini semakin sadar bahwa tak mudah bagi orang tua untuk menyekolahkan anak. Apalagi sampai menyandang gelar hafidzah.

Ada banyak orang tua yang ingin anaknya belajar di pesantren, tapi si anak tak punya minat untuk bersekolah di pesantren. Ada juga anak yang punya keinginan kuat untuk mesantren, tapi keinginan orang tua berbeda. Pun, ada juga yang terkendala karena urusan ekonomi. Ada yang sudah mondok tapi keluar karena bermasalah dan juga karena faktor yang lain-lain, sehingga tidak bisa menuntaskan pelajaran yang ada di pesantren. Beragam.

Saya selalu berpesan kepada para santri dan siswi, bahwa betapa beruntungnya mereka bisa menjamah kehidupan pesantren dan merasakan manisnya ilmu Pesantren. Sebab tak semua orang berkesempatan untuk menimba ilmu dari para kyai dan asatidz yang benar-benar sudah teruji kualitas keilmuannya. Ditambah lagi dengan keberkahan ilmu dan doa para guru juga kyai, tentu ini menjadi nilai plus tersendiri bagi mereka. Nikmat mana lagi yang engkau dustakan?

Peran dan mentalitas orang tua juga dibutuhkan saat mempercayakan anaknya pada lembaga pesantren. Uang yang banyak saja tidak cukup menjadi bekal untuk memondokkan anak. Tapi juga harus disertai doa dan tirakat yang banyak agar si anak mudah dalam menyerap ilmu yang diajarkan. Sekali lagi, tidak mudah menyekolahkan dan memondokkan anak.

Hari ini saya menyaksikan langsung bagaimana harunya suasana wisuda akademik dan tahfidz di lembaga tempat saya mengabdikan diri, MAPM Qurani. Saya yakin, tangis orangtua santri pada saat proses wisuda tadi bukan hanya karena anaknya telah menyelesaikan pendidikan dan karena berhasil menghafalkan Al-Quran; airmata itu membasahi pipi juga karena para walisantri itu merasakan bagaimana susahnya selama proses memondokkan anak, bagaimana cara bertahan di masa sulit agar anak tetap bisa mondok, dll.

Singkat kata, siapapun kita saat ini, jangan pernah merasa kesuksesan yang sudah kita gapai adalah murni dari hasil belajar dan kerja keras kita. Ada peran orang tua yang banting tulang dan menahan kantuk di sepertiga malam demi mendoakan anaknya agar menjadi orang yang sukses dan berguna. Serta juga peran guru dan kyai yang tulus mendidik, mengajarkan dan menanamkan teladan pada diri kita, sehingga menjadi bekal dalam meraih kesuksesan. 

Akhirul kalam, Airmata bahagia orangtua yang ridho pada anaknya adalah surga bagi si anak. Semoga anak keturunan kita dijadikan Allah sebagai orang yang ahli ilmu, ahli Quran dan ahli kebaikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun