Mohon tunggu...
Fauzia Noorchaliza Fadly Tantu
Fauzia Noorchaliza Fadly Tantu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang bertumbuh

Berjejak, tak berjasad

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Coretan Menjelang Simulasi UN

14 November 2017   07:51 Diperbarui: 14 November 2017   11:36 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak seperti biasa, kali ini saya tidak menulis puisi atau cerpen. Setelah kurang lebih 2 bulan tidak memosting tulisan disini, saya rindu juga mengisi waktu luang di malam-malam hari setelah lelah dengan rutinitas sekolah. Tapi kehidupan kelas 12 ternyata benar-benar jauh berbeda. Pulang sekolah pukul setengah 6 dilanjutkan dengan belajar di rumah untuk mengerjakan tugas juga persiapan UN dan SBMPTN nanti. Harus disiapkan dari jauh-jauh hari.

Rutinitas waktu luang saya yang biasanya menulis dan memostingnya di Kompasiana akhirnya berubah. Jika dahulu jam kosong sekolah digunakan menulis minimal satu bait puisi, sekarang digunakan untuk tidur haha. Saya mencuri-curi waktu tidur diantara kesibukan dan padatnya jadwal anak kelas 12.

Kadang saya berpikir, "kenapa sih, seolah-olah seluruh masa depan nanti ditentukan di umur 17-18?"oke ini adalah pemikiran aneh dari siswa yang kadang frustasi memikirkan masa depannya sendiri.

Saya yang masih remaja juga sadar bahwa pemikiran-pemikiran ini jangan dituruti sekali karena bisa menurunkan semangat belajar. Tapi namanya juga remaja, saya sering plin-plan dengan pemikiran seperti ini. Ah, bingung juga bagaimana menerjemahkannya dalam kata-kata.

Saya yang bimbang mau masuk universitas mana, mau jadi apa, mau bagaimana ke depannya. Melihat teman-teman yang punya cita-cita, saya sebal sendiri hehe. Karena, kenapa mereka punya dan saya madih mencoba menemukan kepastian. Antara ini atau itu. Univ ini atau itu.

Banyak teman-teman yang mau memilih kuliah di jurusan yang bahkan jauh berbeda dari jurusan yang dipilih saat SMA. Lantas mengapa tak memilih jurusan yang bisa mendukung masuk universitas dari awal? Kalau begini ia mesti belajar dua kali. Saya juga bingung bagaimana nanti. Apakah akan memilih kuliah sesuai jurusan SMA atau lintas jurusan? Kalau lintas jurusan, bagaimana peluang lulusnya?

Pengetahuan saya tentang kuliah, SBMPTN, dan sejenisnya juga masih samar-samar. Saya merasa seragam putih abu-abu sangat cocok dengan kehidupan SMA. Pantas saja warnanya abu-abu. Mungkin melambangkan kebingungan anak SMA dalam menentukan masa depannya.

Saya mengkhawatirkan bagaimana jika saya salah memilih jurusan? Bagaimana jika saya tidak mampu di jurusan tersebut dan menyesal mengapa memilih itu bukan yang lainnya sesuai bakat dan potensi saya? Saya mengkhawatirkan bagaimana jika ....  . Ada banyak hal yang sulit diungkapkan lewat kata-kata bukan karena tidak ada kata-kata yang pas. Hanya saja bagaimana menerjemahkannya dalam kata-kata yang tepat.

Ah, terlalu banyak kekhawatiran yang datang dan pergi bahkan dalam sehari. Mungkin ada cara pandang yang salah. Tapi saya masih anak SMA yang masih perlu diluruskan, bukan?

Saya bahkan terkadang bingung dengan diri saya sendiri walau lebih banyak yakinnya. Sering marah-marah sendiri karena bimbang dan membuat orang tua saya ikut bingung terhadap saya yang membuat saya semakin bingung dengan diri saya sendiri (apa sih? Tapi ini sungguhan). Namun saya berpikir, sudahlah, nikmati saja apa yang terjadi. Nanti juga paling-paling kalau sudah besar, masa-masa ini akan membuat saya tertawa haru. Dan saya yakin itu.

Dan menurut saya untuk detik ini ; meski nanti akan berubah lagi dan beberapa lama kemudian kembali pada pernyataan ini, menurut saya sekarang, setidaknya saya adalah remaja yang beraksi positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun