Sebagai mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN Muhammadiyah 'Aisyiah (MAs) Kelompok 126 Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) di Desa Kandis, kami belajar bahwa inovasi tidak harus lahir dari sesuatu yang besar. Terkadang, ide sederhana justru muncul dari hal-hal kecil yang sering terabaikan di sekitar kita. Salah satunya adalah kulit nanas, yang biasanya hanya dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan.
Padahal, menurut pengamatan kami, nanas merupakan buah yang mudah ditemui di pasar maupun pinggir jalan. Namun sayang, kulitnya kerap dianggap sampah. Di sinilah kami melihat peluang: bagaimana jika limbah ini bisa diubah menjadi produk yang menyehatkan sekaligus bernilai ekonomi? Dari situlah lahir inovasi Tepache, minuman probiotik hasil fermentasi kulit nanas.
Kulit Nanas: Dari Sampah Jadi Sehat
Di balik penampilannya yang keras dan sering terbuang, kulit nanas masih menyimpan serat, vitamin, dan probiotik alami. Sayang sekali bila manfaat tersebut hilang begitu saja. Apalagi, kesehatan masyarakat masih menghadapi masalah gizi dan pencernaan. Dengan mengolah kulit nanas, kami percaya bisa menghadirkan solusi yang bermanfaat, baik untuk tubuh maupun lingkungan.
Mengenal Tepache
Tepache adalah minuman tradisional asal Meksiko yang dibuat dari fermentasi kulit nanas, gula, dan rempah-rempah sederhana seperti jahe, serai, atau kayu manis. Proses fermentasinya hanya memakan waktu 2--3 hari, dan hasilnya adalah minuman segar, sedikit berbuih, serta kaya akan probiotik. Rasanya menyegarkan, menyehatkan, dan bisa menjadi alternatif minuman keluarga.
Manfaat Kesehatan
Bagi tubuh, tepache sangat membantu menjaga kesehatan pencernaan, melancarkan metabolisme, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Probiotik yang terkandung di dalamnya bermanfaat menjaga keseimbangan flora usus sehingga tubuh lebih kuat melawan penyakit. Tidak hanya itu, pemanfaatan kulit nanas juga membuat lingkungan menjadi lebih bersih karena limbah organik berkurang.
