Mohon tunggu...
Zayn Al Muttaqien
Zayn Al Muttaqien Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang umat biasa yang ingin menjadi MUTTAQIEN sesuai namanya, dan menjadi MUSLIM sesuai agamanya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Sepelekan, Sambal adalah "Makhluk Sosial"

10 Juni 2019   10:55 Diperbarui: 10 Juni 2019   11:22 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh Zayn Al Muttaqien

Makhluk sosial adalah makhluk yang tak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

Demikian pula dengan sambal. Seandainya sambal boleh disimbolkan sebagai makhluk, maka sambal pun 'makhluk sosial'. Sebab segurih, sepedas, senikmat, dan sesensatif apa pun, kehadiran sambal kurang berarti tanpa 'teman-teman' yang menyertainya. 

Meski dikemas dalam kesendirian, sambal bukanlah makhluk yang bisa hidup sendiri, ia perlu dilezatkan dengan sahabat yang rela menemaninya.

Arkian, saat idulfitri kemarin, istriku membuat sambal yang sangat nikmat. Kenikmatan sambal itu aku rasakan setelah ikan mas bakar aku 'cocol'kan ke dalam mangkuk yang berisi sambal. Luar biasa. Aku menganggap, istriku adalah orang yang paling sempurna se-dunia.

Hari ini, sesuai pesananku, istriku kembali membuat sambal yang memiliki kelezatan serupa. Tapi, apa yang terjadi. Mungkin karena kelelahan dan rasa cape setelah idulfitri, istriku kehilangan konsentrasi untuk membuat sambal yang lezat. 

Mungkin karena takaran resepnya yang berubah. Cabe yang tadinya dua belas menjadi sembilan. Gula yang tadinya satu sendok menjadi lima sendok. Atau tomat dan terasinya kebanyakan?

"Jangan berfikiran yang tidak etis, Pak? Dalam Islam itu dikatakan 'Su'uzon' alias berburuk sangka."

"Bapak tidak berburuk sangka, Bu. Bapak hanya berbicara fakta," kilahku.

"Tapi fakta yang bapak bicarakan sangat tendensius, mengarah ke ibu. Bukan sebab fakta yang bapak tidak sadari benar kondisinya, lantas bapak melemparkan kesalahan itu kepada orang lain. Itu tidak adil namanya, Pak?"

"Apalagi yang harus bapak ungkapkan. Kemarin, ibu membuat sambal yang sangat enak. Hari ini, mungkin ibu kekurangan konsentrasi dalam membuat sambal. Atau bahan-bahannya yang tidak ditakar secara seimbang ..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun