Mengayuh Gazelle tua pemberian Bapak. Menyusuri lika-liku jalanan Mantan Ibu Kota berbekal sisa-sisa tenaga yang ada. Demi satu tujuan yang tak pasti, mencari penjual nasi yang masih buka di tengah rintik hujan malam hari. Aduhai kiranya istri menyetok mie instan, saya pasti sedang menikmati hangatnya kuah kari di rumah saat ini.
Begitulah manusia, sering mengeluh, senantiasa merasa kurang. Ah, ada apa dengan manusia?
Sifat dan sikap baik selalu dilekatkan dengan istilah manusiawi. Segala perhatian kita terhadap sesama disebut dengan istilah kemanusiaan. Lantas bagaimana dengan segala kekurangan yang ada pada manusia?
Nabi shalallahu'alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ بَنِيْ آدَمَ خَطَّاءٌ
“Setiap manusia itu banyak berbuat salah.”
Kekurangan tersebut menuntut kita untuk banyak-banyak bertobat kepada Allah. Makanya, dalam lanjutan hadits di atas, Rasulullah bersabda,
وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ
“Sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang banyak bertobat.” (HR. at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Abu Musa, Abdullah bin Qais Al Asy ’ari radhiyallahu 'anhu menyampaikan sabda beliau shallallahu 'alaih wasalam yang artinya,“Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala membentangkan tangan-Nya pada waktu malam untuk menerima taubat seseorang yang berbuat kesalahan kala siang hari. Allah pun membentangkan tangan-Nya pada waktu siang hari untuk menerima taubat seseorang yang berbuat kesalahan kala malam hari, hingga matahari terbit dari tempat tenggelamnya (arah barat).” (HR. Muslim).