Pengantar
Berbicara tentang malas sejak dulu didikan orang tua atau sekolah pada umumnya sangat melarang anak-anak untuk bersifat malas, sejak kecilk ita selalu dididik untuk rajin dan giat dalam belajar sampai bekerja.Â
Kemalasan selalu diidentikan dengan sifat negatif yang tidak sepantasnya dimiliki oleh siapapun dan dalam hal apapun, dalam berbagai ajaran ilmu sifat malas merupakan sifat tercela dan sebaliknya rajin digambarkan sebagai sifat terpuji yang wajib kita miiliki.Â
Dalam ajaran moral budi pekerti sifat malas, dapat membuat seseorang tidak menjadi bermanfaat bagi sekelilingnya bahkan menyusahkan orang lain di sekitarnya.Â
Malas juga diartikan sebagai perbuatan menyia-nyiakan waktu, sehingga membuat seseorang tidak bisa menjadi sukses sebagai manusia yang berguna bagi sesamanya.Â
Dalam ajaran agama malas merupakan tindakan menyiakan-nyiakan karunia Tuhan berupa waktu, jadi bisa dibilang malas merupakan satu bentuk kekufuran Tuhan karena waktu termasuk nikmat Tuhan yang berharga.Â
Sifat malas memang harus kita hilangkan sebisa mungkin, agar bisa memaksimalkan potensi yang kita miliki dan waktu yang ada maka kita harus rajin dan giat dalam menjalani kewajiban.Â
Namun pernahkah kalian mengenal seseorang yang mungkin teman atau saudara, yang dia bisa dibilang pemalas berdasarkan penilaian keluarga atau teman-temannya.Â
Tapi secara pemikiran dan intelektualitas dia bisa dibilang cerdas, dari caranya bebicara, menyampaikan opini dan gagasan begitu terdengar berwawasan.Â
Artikel ini akan membahas lengkap sisi lain dari sifat malas yang sudah menjadi stigma di masyarakat selama ini sebagai sifat buruk, di sini kita akan bahas bagaimana ada seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi namun sifatnya pemalas.Â