Mohon tunggu...
Zarro Akbarur Rizky
Zarro Akbarur Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jomblo

Kakimu bukan akar,melangkahlah #fiersabesari

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wahai Umat Terbaik, Bersatulah

30 November 2021   04:52 Diperbarui: 30 November 2021   04:53 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Persatuan umat, bisa jadi merupakan jargon dan isu paling laris untuk dijual di kalangan umat,utama nya umat islam.Banyak umat yang terbuai dengan jargon dan isu tersebut dan pada akhirnya meneriakan hal yang sama,menyerukan kepada semua orang untuk bersatu. Namun jargon dan isu tersebut kemudian disusun sedemikian rupa guna kepentingan politik belaka. 

Alih-alih mempersatukan, beberapa kelompok yang menyerukan hal seperti itu lantas membuat firqah politik baru karena melihat beberapa organisasi dan komunitas islam yang lebih dulu ada tidak sanggup dan concern untuk mempersatukan umat        

Pada sisi lain sejarah membuktikan bahwa muncul kecenderungan negative sebagai hal yang tidak terhindarkan, dimana agama dapat pula menghadirkan"fanatisme sempit" yang setiap saat begitu mudah menimbulkan konflik social bahkan perang, seperti perang salib antara umat islam dengan umat Kristen.

Konflik antara umat Kristen dengan umat protestan di irlandia utara,unat islam dengan hindu di Kashmir terkait dengan kondisi ini Sutrisno(1997) menegaskan; perbedaan doktrin keagamaan yang kemudian berkembang rasa kebencian antar umat beragama menjadi sebab utama dari munculnya konflik.

Jadi persatuan dengan menegasikan perbedaan adalah semu belaka. Karena persatuan sejatinya adalah mempersatukan yang berbeda, bukan menyingkirkan yang berbeda dan menjadikannya seragam belaka. Keindahan persatuan justru terletak pada kemampuan menerima perbedaan dan secara lapang dada mampu bersaudara. 

Karena jika Tuhan Yang Maha Esa saja berkehendak menciptakan perbedaan sebagai bentuk kuasa-Nya,lantas kenapa kita yang hina dina dan lemah ini malah menentang kehendak-Nya dan berusaha menseragamkan semua?.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun