Mohon tunggu...
Zalfa Destryna Salma
Zalfa Destryna Salma Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang perempuan yang hobinya nangis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ketika Dirinya Menjadi Harapan

5 Oktober 2025   21:09 Diperbarui: 5 Oktober 2025   20:17 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Ada pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang. Maka kita kenalan yuk!

Halo!

Terima kasih untuk teman-teman yang sudah berkunjung di blog saya. Saat ini kalian berada di blog seorang perempuan bernama Zalfa Destryna Salma, mahasiswi ilmu komunikasi di Universitas Komputer Indonesia yang lahir di Bekasi. Ngomong-ngomong soal Bekasi pastinya teman-teman disini sudah tidak asing dengan kota Patriot dengan ciri khas panas nya itu.  Namun, di balik panas nya kota Bekasi, kota ini menjadi salah satu kota tercepat internet nya di Indonesia lho, tidak heran kan kalo kota ini disebut sebagai planet Bekasi.

Pendiam, mungkin itu lah kesan pertama yang muncul di benak orang-orang saat melihat saya. Tak hanya itu, banyak juga yang menggap saya jutek. Mungkin apa yang mereka katakan memang tidak sepenuhnya salah. Namun, jika sudah mengenal saya lebih dekat, mereka mungkin akan menyadari bahwa saya bisa menjadi pribadi yang lebih terbuka dan banyak bicara. Sikap saya ini bukan semata-mata hanya ingin pilih-pilih dalam bergaul dengan orang, tetapi saya hanya lebih berhati-hati dan menjaga batasan dengan orang yang baru saya kenal.

Sejak kecil, saya punya beberapa hobi, seperti berenang, membaca buku dan juga olahraga. Sayangnya, kegiatan itu sudah jarang saya lakukan saat dewasa yang saya tidak ketahui alasannya mengapa. Namun, ada satu hobi yang sudah sering saya lakukan sejak saya SMA hingga saat ini yang terbilang cukup aneh yaitu, menangis sebelum tidur. Hal ini sering saya lakukan yang biasanya setelah membaca novel sedih, karna menurut saya dengan melakukan hal tersebut akan mendapatkan tidur yang lebih nyenyak. Selain itu mendengarkan musik juga merupakan salah satu hobi yang menjadi penghantar tidur bagi saya, terutama dengan lagu-lagu sedih.

Saat saya masih SMA, saya selalu kagum ketika melihat betapa hebatnya orang lain berbicara di depan umum. Menurut saya, kehebatan itu bukan hanya sekedar tentang kata-kata yang disampaikan, tetapi bagaimana seseorang mampu menarik perhatian melalui senyuman, gestur tubuh, dan aura yang ditunjukan, sehingga hal inilah yang membentuk kesan pertama seseorang terhadap kita. Dari sana, saya mulai bertanya-tanya apakah saya bisa begitu hebat berbicara di depan umum seperti mereka ?

 Mengikuti salah satu ekstrakurikuler saat SMA memberikan saya kesempatan untuk memulai belajar tentang public speaking. Pengalaman awal saya adalah melakukan live report saat ada kegiatan di sekolah. Namun, karena saat itu masih dalam masa pandemic, saya merasa pembelajaran mengenai public speaking belum maksimal, dikarenakan keterbatasan interaksi langsung dan minimnya kegiatan tatap muka yang membuat saya belum bisa mengembangkan kemampuan secara maksimal. Dan mungkin hal itu bisa saja terwujud jika saya bersungguh-sungguh untuk terus belajar.

Universitas Komputer Indonesia dengan jurusan Ilmu Komunikasi menjadi pilihan saya dalam meraih impian. Masih teringat jelas saat saya ditunjuk untuk berbicara di depan teman-teman kelas, saya sangat gugup. Walaupun, terucap satu ataupun dua kata tetap saja saya merasa melakukannya sangat kurang saat itu. Namun hal itu tidak memutus harapan saya untuk menjadi seorang yang hebat dalam berbicara di depan umum, karena banyak hal-hal yang dapat saya lakukan dalam mengejar mimpi saya itu.  Dukungan dari teman-teman menjadi salah satu hal yang membuat saya tidak menyerah. Mereka selalu memberikan saran yang baik dalam saya berkomunikasi, menyemangati saya saat merasa down, dan tak henti memberikan dukungan penuh.

Saat momen saya terpilih menjadi ketua pelaksana dalam acara seminar adalah hal yang sangat saya syukuri, karena diberi kepercayaan untuk memimpin jalannya acara tersebut. Tidak hanya memimpin, saya juga banyak belajar, mulai dari bagaiamana mengatur waktu, bekerja sama dalam tim dengan berbagai divisi hingga mengelola tanggung jawab dengan lebih matang. Momen yang dulu saya pertanyakan apakah saya bisa begitu hebat berbicara di depan umum seperti mereka ? Dan ternyata, momen itu benar-benar terjadi. Saya berdiri di depan banyak orang, memberikan kata sambutan sebagai ketua pelaksana. Gugup dan keringat dingin tentu yang saya rasakan, namun di saat yang sama, saya juga merasa terharu. Karena akhirnya, saya bisa merasakan sendiri pengalaman yang selama ini hanya saya bayangkan.

Semester 5, bagi sebagian orang, dikenal sebagai semester yang paling sibuk dan saya pun mulai merasakannya. Apa yang dikatakan oleh kakak tingkat ternyata memang benar, karena di semester ini merupakan awal menuju jenjang akhir perkuliahan. Akhir-akhir ini saya mulai merasakan sedikit rasa takut, karena di semester ini jelas berbeda dengan semester sebelumnya, terutama dari segi beban tugas. Namun, untuk mengurangi rasa takut tersebut, saya mulai membiasakan diri untuk tidak terlalu memikirnya secara berlebihan. Saya mencoba menjalaninya sedikit demi sedikit, karena jika semua hal dijadikan beban pikiran, justru akan membuat saya merasa semakin lelah.

Terakhir, dari berbagai pengalaman yang saya lalui, saya belajar bahwa usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Memang, ini masih langkah awal dan saya masih harus belajar. Namun, saya merasa bangga karena sedikit demi sedikit, impian saya mulai tercapai. Saya berharap, siapa pun yang membaca blog ini bisa ikut termotivasi untuk terus belajar dan berjuang demi mencapai impian yang diinginkan. Meskipun blog ini dibuat sebagai bagian dari pemenuhan tugas, saya juga berharap apa yang saya tuliskan dapat menjadi wadah semangat dan inspirasi bagi teman-teman yang sedang berproses meraih mimpinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun