Kendaraan dari sekedar alat transportasi, menjadi alat tok! Dari aliran realisme menjadi surealisme! Awalnya dari objek menjadi subjek! Masa kekinian, makna kendaraan menjadi ambigu!
Tapi, Aku tak sedang membahas Kategori Transportasi di kompasiana. Hanya mencoba mengurai pemaknaan terkini kendaraan pada tahun 2019 di Indonesia.
Sekilas Memaknai Asal Kata Kendaraan
Di Wikipedia juga KBBI, Makna Kendaraan adalah "wadah/sarana transportasi". Bisa buatan manusia seperti kendaraan beroda atau bukan buatan manusia seumpama kuda! Pun, ada yang digerakkan mesin seperti motor, atau tak bermesin seumpama rakit bambu!
Gegara budaya; mengubah awal sesuatu menjadi asal, kan? Nah, sesederhana itu, apa yang disebut kendaraan! Sejarah kendaraan, banyak tersaji di Mbah Google. Ahaay...
Kendaraan dari sekedar alat transportasi, menjadi alat tok! Dari aliran realisme menjadi surealisme! Awalnya dari objek menjadi subjek! Di Era kekinian, makna kendaraan menjadi ambigu! Aku ambil contoh yang lagi "hangat bercampur panas dingin" ya? Hayuk lanjut dibaca.
Di Indonesia, seseorang dianggap politikus, musti masuk ke dalam partai politik. Dianggap aneh, jika mengaku sebagai politikus tapi tak memiliki keanggotaan di partai politik. Gak usah bahas, berapa lama dia menjadi anggota partai. Dalam politik, apa yang gak bisa (dibaca : titik-titik)?
Kenapa begitu? Dalam kajian teori, Partai politik adalah "kendaraan" politikus, saat dilakukan pemilu. Untuk mengantarkan sang politikus, duduk manis di lembaga Legislatif atau eksekutif. Terkadang ada juga di yudikatif! Pernah, kan? Â Jika ada yang bukan anggota partai bisa ikut pilbup, pilgub malah Pilpres? Itu, karena titik-titik! Halaaah..
Lagi, di Indonesia, ahli politik atawa pengamat politik enggan disebut politikus. Alasannya, karena bukan bagian dari partai politik. Maka, Versiku, ahli politik dan pengamat politik itu, yang dikendarainya adalah "isu-isu" yang berasal dari politikus. Eh, aku salah, ya?
entah isu untuk mempertahankan kebijakan yang bermakna kekuasaan. Atau mengendarai isu yang meruntuhkan atau merebut kekuasaan. Boleh? Silahkan. Sah? Belum tentu, kan?