Mohon tunggu...
Adit
Adit Mohon Tunggu... Sebagai mahasiswa aktif

Saya merupakan penulis aktif

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tim KKNT Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Dorong Pemberdayaan Perempuan untuk Cegah Stunting Lewat Inovasi MPASI Sup Jagung dan Telur

30 September 2025   16:03 Diperbarui: 30 September 2025   16:03 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi stunting KKNT Universitas Trunojoyo Madura 

Stunting masih menjadi tantangan serius dalam pembangunan kesehatan anak di Indonesia, khususnya di wilayah pedesaan. Menyadari pentingnya pencegahan sejak dini, Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menginisiasi program pemberdayaan perempuan dengan sasaran ibu-ibu yang memiliki balita. Program ini berfokus pada pelatihan pembuatan inovasi produk Makanan Pendamping ASI (MPASI) berupa sup jagung dan telur, yang kaya akan protein dan zat gizi penting untuk mendukung tumbuh kembang anak.

Proses sosialisasi melibatkan ibu-ibu yang memiliki balita 
Proses sosialisasi melibatkan ibu-ibu yang memiliki balita 

Kegiatan yang dilaksanakan di Desa Sabiyan, Kecamatan Bangkalan ini mendapat antusiasme tinggi dari ibu-ibu dan balita. Mereka tidak hanya memperoleh edukasi terkait pentingnya gizi seimbang, tetapi juga praktik langsung membuat menu MPASI sehat, sederhana, dan mudah diterapkan di rumah. Menurut Dheva Auralia Cahyanti, ide pelatihan ini muncul dari kondisi di lapangan bahwa sebagian besar ibu masih kesulitan menyusun menu bergizi seimbang untuk anak, padahal bahan pangan lokal sangat melimpah. "Jagung dan telur mudah didapat, murah, tapi kaya gizi. Melalui inovasi sup MPASI ini, kami ingin memberikan solusi praktis bagi ibu-ibu untuk mencegah stunting sejak dini," jelasnya. Sementara itu, Ilham Rizky Putra Pardana menambahkan bahwa pemberdayaan perempuan menjadi kunci keberhasilan program. "Ketika ibu-ibu memahami pentingnya asupan gizi dan mampu mengolah pangan lokal, maka ketahanan pangan keluarga akan semakin kuat dan kasus stunting bisa ditekan," ujarnya.

Proses sosialisasi MPASI
Proses sosialisasi MPASI

Selain pelatihan MPASI, mahasiswa juga memberikan materi singkat tentang pola asuh sehat, pentingnya kebersihan makanan, serta variasi menu harian balita agar tidak bosan. Kepala Desa Sabiyan menyambut baik inisiatif mahasiswa UTM ini. Menurutnya, kegiatan semacam ini membantu pemerintah desa dalam mengedukasi warganya, terutama kaum ibu, agar lebih peduli pada gizi anak. "Kami sangat mendukung dan berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut agar angka stunting di desa tetap rendah," katanya.

Program ini diharapkan menjadi langkah kecil namun berdampak nyata dalam mendukung target pemerintah menurunkan angka stunting sekaligus memperkuat peran perempuan dalam menjaga kesehatan keluar

ga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun