Mohon tunggu...
Agnan Zakariya
Agnan Zakariya Mohon Tunggu... profesional -

Work involves play, elevating the everyday to a special status, and a hearty enthusiasm for nonsense and alogical thinking.\r\n\r\nThe last song at www.zakariyasoewardi.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencari Jati Diri adalah Perjalanan Kepatuhan Menggali Sejarah Bangsa

13 Juli 2012   23:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:59 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flags Indonesia | Merah Putih

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Flag's Indonesia | Merah Putih"][/caption]

Pada setiap garis latar sejarah mengisahkan bingkai yang berbeda, jika anda ingin tahu kekinian maka tengok pengejawantahan pada masa lalu. Aku menyebut perjuangan adalah rupa dari "orang-orang terdahulu" . berkarakter, prudent-nya seperti itu. Orang yg hidup muda, seperti kebanyakan. tidak pernah menyangka mereka akan "pernah tua", setelahnya mereka akan sering mengucap "pernah muda" silahkan tanya kepada yang lebih tua dari kita.

Sejarah adalah makna perguliran peradabaan, air pada bejana gelas, air penuh harus kosong, kemudian harus terisi kembali.. ambivalensi, "Untuk menghancurkan suatu bangsa, hancurkan ingatan sejarah generasi mudanya!" begitulah kutipannya. makna pendalaman yang mempunyai arti sangat berkarakter untuk mengenal akarnya "kita" , muasal, sentrisme, dan "genetis" tujuan bangsa. JASMERAH, JASMERAH, JASMERAH Jangan Melupakan Sejarah - Soekarno.

Lantas biasa jika orang luar menyebut "kita" adalah bangsa yang tidak punya entitas pada makna sebenarnya, karena kita bhineka "tidak" esa. kesemuanya punya dalih pada keinginan ego yang hakiki sehingga lebih melihat budaya orang lebih bagus ketimbang budaya sendiri, menganak emas. entitas sebenarnya adalah menyalami kedaulatan budaya sendiri, menikmati, meramu, dan memegang untuk selalu tetap pada bagian dari "kita". Satu kasus, orang lain diluar negara kita terlihat kontras. mereka lebih menikmati budaya asli kita, daripada kita yang mempunyai budaya itu sendiri. Apakah harusnya bermalu-malu menerima inherit budaya, sedangkan yang lain bangga..? Renungkan.

Budaya yang hilang, tidak punya entitas, sangat rawan dimainkan "perlombaan tikus" adalah ekses prilaku "melupa sejarah" hilang pula akar. Karena bila dilihat pada kekinian, mencari jati diri adalah hal yang paling sulit, "mereka" mencari menerima yang kelihatan, darimanapun itu "asal keren", mencari hal yang dikiranya oke, menggelombang dalam satu warna habitat kemonotonan.... yaitu entitas "budaya cangkokan". No offense, i just share you"who owns the youth, gains the future" itu pemaknaannya.

Tahun 1999 setelah ORBA tumbang, Pramoedya Ananta Toer berbicara, "Hanya angkatan muda, angkatan tua saya tidak percaya... SELURUHNYA". Yang muda adalah yang sangat di percaya. Silahkan simpulkan, setidaknya berkali mengatakan bahwa sejarah adalah peradaban berulang, karena aku akan tua kelak. bersyukurlah sekarang muda, jadi apa arti muda menurut yang muda..? karena selanjutnya "mereka memegang" dimana mereka menjadi kepunyaaan kepercayaan yang tua.

Knowledge is power, budaya itu knowledge, pada saat terjadi transisi, kemauan akan menggambarkan bagaimana kemampuan ras bangsa berharga diri terhadap kepemilikannya, ya kepemilikan budaya citra sejati sentrisme jiwa dan genetis tujuan bangsanya dari yang terdahulu, sehingga seharusnya tahu dan melanjutkannya. Lalu open mind perlu guna melihat dunia, memegang tradisi perlu karena itu kejati dirian, malah berasimilasi adalah ketidakpunya harga dirian, maka jangan sampai. Bawa ilmu walau itu dari yang terjauh dipandang mata ke ketepian, tapi hati dan akal masih mengakar pada tanah yang melahirkan air dan darah yang mengalir di badanmu.

Aku sangat tersadar ini dunia bukan surga, ribu masalah. tidak ada masalah bukan dunia tapi surga, kita hanya perlu meminimalisir dicukupkan usaha. lainnya bagian Alloh widi wase. Lalu Fleksibilitas karakter, seperti apapun diri anda untuk kesekarangan kini. Ingat L'histoire se répète encore ne pas oublier l'histoire | Sejarah mengulang sendirinya namun tetap jangan melupakan sejarah. "Renaisans" pandangan sejarah, jangan cuma "Renaisans" pandangan ke cewek cantik + bohay doang yang di kucek... Akal sekalian semestinya.

Pohon jati diri, berakar mengakar kuat,berbuah manfaat yang tanjibel, mengharum jauhkan niat intanjibel mengeratkan kedaulatan sebenarnya. kedaulatan jati diri kemandirian budaya pribumi.

tulisan ini didedikasikan untuk umur ke-23, saat juli di tanggal 13 tahun 2012. usia yang tak lagi terlalu muda dan sangat siap untuk menuju tua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun