Mohon tunggu...
Sancaka
Sancaka Mohon Tunggu... Guru - Kemerdekaan berfikir tanpa batasan dogma

Menjaga kewarasan berfikir

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadhan, Lebaran sudah, Selanjutnya Apa yang Tertinggal?

3 Mei 2022   10:05 Diperbarui: 3 Mei 2022   10:15 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadhan bulan penuh berkah telah berlalu,hari raya Idul Fitri sebagai hari kemenanganpun telah tiba.Setelah selesainya kemeriahan hari lebaran,masyarakat akan kembali kepada rutinitas sehari-hari.

Bagi yang lebaran sempat mudik ke kampung halaman, akan kembali di hadapkan pada jarak dan kemacetan di jalan yang harus dilalui untuk kembali ke tempat semula. Rasa lelah pada saat menempuh perjalanan mudik, sesaat akan  hilang terbayar oleh kemeriahan lebaran di kampung halaman.

Bulan Ramadhan menjadi semacam kawah candradimuka buat umat muslim diseluruh penjuru dunia untuk lebih peka secara kemanusiaan. Di bulan ini banyak hal positif yang diajarkan dan mestinya bisa menjadi pembelajaran bagi umat muslim.

Bukan hanya menahan rasa lapar dan haus selama puasa, terlebih lagi kita harus mampu menahan dan mengendalikan hawa nafsu kita sendiri. Menahan rasa haus dan lapar, mengajarkan kita untuk ikut merasakan penderitaan orang-orang yang tidak beruntung secara perekonomian dan sosial. Kaum fakir miskin, gelandangan, pengemis yang banyak berada disekitar kita.

Mereka hampir setiap hari terpaksa berpuasa,karena ketidak mampuan secara ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Menahan hawa nafsu mestinya bisa membuat kita untuk lebih mawas diri dalam kehidupan sehari-hari.

Menekan nafsu kita untuk tidak mendzholimi sesama mahluk Tuhan, sedapat mungkin tidak merampas dan menggunakan hak milik orang lain. Pada dasarnya menahan hawa nafsu bukan hanya mengendalikan ketertarikan kita pada materi semata,tapi juga keinginan untuk menguasai dan merendahkan martabat kemanusiaan orang lain.

Bulan puasa juga mengajarkan pada kita arti kedisiplinan.Umat muslim melaksanakan ibadah sahur dan berbuka sesuai dengan waktu yuang telah ditentukan. Artinya kita bisa belajar mengelola waktu dan aktifitas kita sesuai jadwal agar tercapai hasil yang maksimal.

Lebaran menjadi ajang silaturahmi dan saling bermaafan bagi umat muslim dengan sanak saudara dan handai taulan. Di sini kita diajarkan untuk bisa saling memaafkan kesalahan yang telah terbuat. Meminta maaf dan juga memaafkan atas semua salah dan khilaf sesama umat manusia. Tidak boleh ada dendam,setelah saling memaafkan.

Idul Fitri juga mengajarkan kita untuk menjaga tali silaturahmi antar saudara. Hal ini terlihat dari tradisi mudik yang penuh dengan cerita. Jarak dan kemacetan di jalan bukan menjadi halangan untuk tetap bisa kembali ke kampung halaman. Keinginan untuk dapat bertemu dan dan berkumpul sanak saudara mengalahkan segala aral yang melintang dalam perjalanan. Menjelang idul fitri, umat muslim di wajibkan membayar zakat fitrah.

Zakat ini mengandung arti mensucikan diri kita dan sekaligus berbagi dengan sesama. Zakat dibayarkan kepada orang-orang yang membutuhkan. 

Dalam harta benda yang kita miliki ada hak-hak orang lain yang harus kita tunaikan. Konsep zakat ini memberi arti untuk saling memberi dan berbagi dengan sesama umat manusia. Sehingga orang-orang yang tidak mampu secara ekonomi, bisa ikut menyambut datangnya hari lebaran. Sehingga hari lebaran benar-benar menjadi hari kemenangan untuk semua umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun