Mohon tunggu...
ZahrotulMunawaroh
ZahrotulMunawaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

الْيَقِنُ لَا يُزَالُ بِالشَّكِّ .

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Iman dan Konselor

8 Desember 2022   16:25 Diperbarui: 8 Desember 2022   16:44 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Hai sobat kompasiana, salam hangat dari saya, semoga kita semua di beri Kesehatan dan kebahagiaan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Keberhasilan proses konseling tentu tidak lepas dari diri dan kualitas sang konselor. Dalam proses konseling, konselor bersifat membantu dimana konselor sendiri harus mengetahui beberapa kode etik, prinsip, fungsi, tujuan, dsb. yang terdapat dalam proses konseling.  

Nah, disini kita akan membahas lebih dalam tentang apa aja sih yang ada dalam diri konselor. salah satunya iman dalam diri konselor. Apakah perlu? Atau tidak? Ini juga akan mengerucut kepada pembahasan pendekatan religious dalam konseling spiritual. Seperti apasih? Mari kita bahas.

Dalam agama islam, pengertian iman ialah pokok pangkal dalam sistem kehidupan muslim secara keseluruhan, dan tauhid bagaikan cahaya keilahian yang menerangi di kegelapan. Sutoyo (2017) menyebutkan bahwa konseling bukan sekedar apa yang diucapkan konselor, tetapi lebih dari itu adalah apa yang dilakukan konselor dalam kehidupan sehari-hari. Karakteristik pribadi tertuang dalam keikhlasan, ketulusan, kehangatan, dan sikap yang menyenangkan dalam memberikan layanan pada konseli.

Iman merupakan jaminan kuat dan kokoh dalam menghadapi kekecewaan/cobaan dalam pasang surutnya kehidupan. Jika konselor memegang teguh iman-iman yang ada dalam agama nya, mereka akan selalu ingat kepada sang pencipta-Nya bahwa diri mereka terikat dan terlindungi dari kekuasaan sang pencipta. Mereka akan mengingat nya dalam keadaan hati senantiasa tenang, jernih, dan kuat (Latif, 2011).

Sahabat sahabatku semua, terdapat konsep pendekatan religious dalam tahap tahap konseling traumatis. Pendekatan ini berorientasi keislaman yang dikemukakan oleh Neviyarni (2005). Upaya upaya tersebut diantaranya:

  • Memberikan perhatian.
  • Relaksasi, salah satu dari bentuk relaksasi data di lakukan ketika melaksanakan sholat, karena dapat merelaksasikan otot (Haryanto: 2002)
  • Mengajak konseli mancari hikmah dari apa saja yang telah dialaminya, usahakan konselor membantu dalam hal ini karena konseli biasanya susah mencari hikmah Ketika sedang terkena peristiwa yang tidak menyenangkan.
  • Mengajak meningkatkan kesabaran.
  • Mengajak melakukan ibadah (sholat bagi yang muslim).
  • meniatkan segala aktivitas semata mata hanya untuk mencari ridho Allah semata (ikhlas). Orang orang ikhlas hidupnya akan tenang tanpa ada harapan penghargaan dari pihak lain, ia melakukan semuanya semata mata hanya untuk mencari ridho Allah. Jika ia gagal saat mengusahakan sesuatu, Ia akan ikhlas, tidak kecewa, tidak marah karena ia akan selalu berikhtiar dalam menempuh jalan yang disukai Allah.

Dapat dilihat dari upaya upaya diatas, konselor berperan besar dalam proses ini. Nah, jika konselor yang mengarahkan / menuntun dalam upaya upaya di atas, berarti sudah tentu si konselor harus memiliki beberapa kualifikasi yang dipenuhinya. Karena dalam proses ini konselor dianggap profesi yang mulia sebab profesi ini mengajak, meningkatkan, membantu, dan membimbing konseli menuju jalan kehidupan yang lurus  sesuai dengan tuntutan-Nya dan sunnah rasul-Nya. Kualifikasi disini yang utama ialah iman seorang konselor, ada juga beberapa kualifikasi umum lainnya. Penjelasannya sebagai berikut:

  • memiliki iman dan taqwa.
  • seperti yang sudah dijelaskan di awal tadi, memiliki iman bagi konselor sangat penting sebab keimanan dan ketaqwaan seseorang dapat dilihat dari kualitas spiritual dan moral yang tinggi, penguasaan ilmu, dan akhlak yang mulia. Fungsi iman disini dapat dikatakan sebagai landasan sekaligus sandaran dalam menolong, mengapa begitu? Karena proses konseling sama halnya dengan membantu, membantu jika diniatkan mencari ridho Allah maka penolong akan mendapatkan apa yang di janjikan allah yaitu " mendapat pertolongan Allah di dunia dan di akhirat". Dismaping itu, iman juga memungkinkan seoran gpenolong menjadi ikhlas dan sabar3 sebab apa yang ia lakukan pati akan mendapat balasan balasan dari Allah.
  • Bersifat ikhlas dan tulus, yaitu kemempuan untuk menghormati serta kerelaan memberikan konseling.
  • Sabar, tidak mudah terbawa perasaan.
  • Bersifat lembut, bisa di upayakan dalam perkataan dan perbuatan
  • Menjaga rahasia, untuk menghormati hak-hak mereka.
  • Iman pada qudrat irodah Allah.

Nah, dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan betapa pentingnya iman dalam peran seorang konselor, iman digunakan sebagai landasan dalam menolong konseli mengapa menjadi bagian utama dalam proses konseling spiritual? Sebab ibarat sebuah rumah jika tidak ada pondasi / landasan mana mungkin rumah tersebut bisa dibangun. Semoga bermanfaat. Terimakasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun