bismillahirrahmanirrahim
Dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Ahmad Baha'uddin Nursalim (Gus Baha) menjelaskan tentang fenomena alam saat merespon kelahiran Nabi.
"Secara hakikat, Nabi Sudah ada dalam bentuk Nur sejak zaman Nabi Adam. Saat Nabi di dalam kandungan, Allah menjelmakan hakikat Nabi Muhammad tidak secara nur tapi diwujudkan secara fisik. Secara fisik disini adalah saat dilahirkan Siti Aminah. Allah mewujudkan Nabi secara jasmani dan rohani dengan bentuk rupa maknanya di dunia", papar beliau sebagaimana dikutip dari kanal Youtube Dakwah Inti, 18 Oktober 2021
beliau menambahkan, Nabi Muhammad dibekali dengan ahlak mulia dalam hal etika, tingkah laku dan perilaku sosial. Allah memindahkan tempat Nur tersebut ke dalam rahim Aminah yang berbangsa Zuhri. Serta Allah mengkhususkan kepada Aminah sebagai Ibunda dari Nabi terpilih.
Juga diumumkan kepada seluruh langit dan bumi, jelas beliau, bahwa Nur Nabi telah dalam kandungan Aminah secara lahiriah. Sehingga banjir rahmat dengan telah berbahagianya alam menyambut tiupan angin sejuk kelahiran Nabi. Bumi yang bertahun tahun paceklik pun telah dihias kembali, dengan tumbuhnya tanaman seperti hiasan layaknya sutra.
"Maknanya saat Nabi lahir, semua tanaman itu tumbuh kembali indah tidak seperti biasanya. Buah buahan menjadi matang. Pohon pohonan menjadi dekat untuk diraih memudahkan pemetik untuk memetik buahnya", jelas Kyai yang lahir 29 September 1970 ini.
"Pada detik detik kelahiran Nabi, terjungkalah singgasana raja raja kafir di masa itu. Begitu juga patung-patung berhala menjadi berjatuhan tersungkur pada wajah dan mulutnya karena begitu dahsyatnya kelahiran Nabi", Tutur Kyai Pengasuh Pondok Pesantren LP3IA ini.
Beliau memaparkan, di masa Nabi di dalam kandungan, semua bagian dari alam merespon dan memperbincangkan. Bahkan hewan peliharaan kaum Quraisy memperbincangkannya dengan bahasa Arab yang fasih. Â Semua hewan di darat dan laut berbicara secara jelas, berkomentar jika saat itu sudah saatnya kelahiran Nabi akhir zaman.
Lanjut beliau dalam bahasa sastra, semesta pun ikut berbahagia. seperti kebahagiaan orang yang gelasnya terisi penuh.
"Orang Arab memaknai, jika seseorang sudah mencintai sesuatu secara sungguh sungguh, maka  disebut sudah menjadi materi minumannya. Bagaikan kebahagiaan orang yang minum hingga menjadi segar. Artinya hatinya sudah tercampur aduk yang tidak terucapkan. Begitulah seluruh alam semesta hatinya ikut berbahagia, tidak bisa terucapkan dengan kata kata dalam menyambut kelahiran Nabi", pungkasnya.