Mohon tunggu...
Ceramah Gus Baha
Ceramah Gus Baha Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Bismillah. Alhamdulillah. Kemanapun aku terjatuh aku terjatuh pada rahmatMu yaa Allah, Kemanapun aku meraih aku meraih pada rahmatMu yaa Allah

Allahumma sholi ala sayyidina Muhammad wa a'la aali sayyidina Muhammad

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gus Baha : Secercah Cahaya untuk Gadis Malam

27 Oktober 2020   13:05 Diperbarui: 27 Mei 2023   11:45 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bismillahirrahmanirrahim

Setiap gadis kecil yang tak berdosa tidak ada yang pernah memimpikan bahkan sekedar  membayangkan masa depannya sebagai Pramuria. Gadis kecil itu pasti memimpikan menjadi Princess atau tuan putri yang berlimpah kasih sayang dari orang di sekelilingnya. Namun ada kenyataan kadang tak sejalan, banyak orang harus menjalani takdirnya. Dengan berbagai macam sebab seseorang menjadi Pramuria. Bisa karena pilihan yang dilandasi keterpaksaan atau murni keterpaksaan tanpa ada pilihan. Setiap orang fitrahnya atau aslinya adalah baik. Tidak ada orang yang ingin di posisi seperti itu. Semua karena keterpaksaan tak terelakkan. Tinggal bagaimana bertaubat kembali ke jalan Allah yang membentangkan rahmat kasih sayangNya.

Untuk yang pertama Mungkin perempuan tersebut telah mengalami berbagai cobaan hidup yang berat. Kemiskinan memang menjadi salah satu sebab terbanyak. Pedihnya kemiskinan, harga kebutuhan yang semakin tak terjangkau bahkan lapar yang tak terperikan, membuat orang gelap mata. Ketiadaan energi penunjang hidup telah membuat otak seseorang kehilangan pembeda baik dan benar. Hatinya tak bisa menangkap sinyal sinyal kebenaran karena tertutup kabut derita.

Latar belakang kemiskinan yang berlangsung dalam keluarga miskin, melahirkan aura lingkungan keluarga yang jatuh dalam keputusaan. Sehingga terjadi penyimpangan fungsi keluarga yang seharusnya menjadi tumpuan harapan hidup. Justru melukai perasaan ruang hati dan jiwa anggotanya. Banyak dari perempuan tersebut adalah korban kekerasan fisik, psikis dan seksual dari keluarganya sendiri.

Adapula perempuan yang menjadi korban dusta yang mampir bertahta. Janji yang tak tertepati kekasih yang pergi. Lelaki bladus yang menawarkan ikatan palsu dengan segala perbendaharaan dunia yang membuat silau dan membutakan logika.

Adakah kemiskinan menjadi alasan penyebab kekhilafan. Sedangkan silap itu dilakukan lelaki memiliki kelebihan harta. Karena tentunya biaya yang harus dikeluarkan tidak sedikit, ada biaya hotel, biaya transportasi dll. Bisa jadi karena sebab kayanya dia terjebak keinginan kegembiraan semu sesaat.

Jadi apakah kekayaan atau kemiskinan yang menjadi sebabnya. Ternyata hidayah adalah sebabnya. Dia memberikan cahaya hidayahnya pada sesiapapun yang Dia kehendaki. 

Lalu kapan putri kecil itu menjajaki jalan menghampiri secercah cahaya meninggalkan kegelapan. Menapaki jalan yang ditunjukkan Allah ialah Tuhan. Merasakan Dia memanggil dan menunggu disebalik pintu taubat. Dia yang Pengasih tidak akan pernah menyia nyiakan. Pedihnya cobaan itu adalah bukti kasih sayang. Ialah Tuhan bukanlah hanya milik mereka melati yang prnuh dengan penjagaan. Dia milik semua insan. Dia memberi kasih sayangnya dengan bilangan tak terhingga dan menerima sedikit persembahan. Dia yang menunggu meski dengan rentang waktu yang sangat panjang. Untuk menghapus air mata dan memberi pakaian kehormatan. Dia yang Maha menepati janji yang menetapkan bahwa dosa bisa dihapus dengan taubat. Dan kesalahan dapat terganti dengan merapal banyak kebajikan. Lalu kapan menatap ke depan dan menahan untuk menoleh kembali ke belakang.

Goresan Pena Taubat

Disarikan dari Ceramah KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) dan Kyai Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) pada kanal Youtube

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun