Mohon tunggu...
Ceramah Gus Baha
Ceramah Gus Baha Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Bismillah. Alhamdulillah. Kemanapun aku terjatuh aku terjatuh pada rahmatMu yaa Allah, Kemanapun aku meraih aku meraih pada rahmatMu yaa Allah

Allahumma sholi ala sayyidina Muhammad wa a'la aali sayyidina Muhammad

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gus Baha : Kedermawanan Dapat Menyelamatkan Seseorang dari Azab

26 Oktober 2020   20:01 Diperbarui: 5 November 2020   00:26 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bismillahirrahmanirrahim

Bahwa kedermawanan dapat menyelamatkan seseorang dari maksiat dan azab Allah sekalipun pelakunya adalah seorang fasik atau ahli maksiat, sedangkan kikir akan mendatangkan murka Allah sekalipun pelakunya adalah ahli ibadah yang taat.

Dikisahkan oleh Gus Baha dalam kanal YouTube  bahwa dalam suatu kitab Al Aqthaf Ad Daniyah sebagai kisah terdahulu bahwa ada seorang Penganut Majusi bernama Bahram Al Majusi. Yakni seorang ayah renta yang memiliki anak perempuan yang sangat cantik. Sang ayah ingin menikahi anak kandungnya tersebut karena kecantikannya karena menyayangkan daripada harus dinikahi orang lain. Maka ketika malam akan dilakukannya perbuatan itu datanglah seseorang wanita membawa pelita ke rumah lelaki tersebut.

Didekati seorang wanita yang membawa pelita tersebut menjauh sampai tiga kali hingga didapatinya dan ditanyakannya mengapa dia melakukan hal tersebut. Setelah ditanyakan si wanita tadi mengatakan bahwa dia hendak meminta makanan untuk ketiga anaknya yang kelaparan kepada lelaki kaya tersebut. Namun si wanita  ini malu  sebab dia adalah seorang muslimah dan adalah aib jika harus mengemis kepada lelaki kaya itu.  Sebabnya si lelaki itu adalah seorang Majusi. Setelah itu si lelaki tersebut dengan tulus memberikan sedekahnya pada wanita miskin. Diisinya wadah dengan berbagai macam makanan dan diberikan pada si wanita yang miskin tersebut tanpa bantuan pembantunya. Dengan sebab sedekahnya yang tulus, si lelaki Majusi tidak jadi menikahi anak kandungnya.

Keesokannya ada seorang Waliyullah atau pemuka agama bernama Abdullah bin Ibnu Mubarok yang bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Dalam mimpinya Rasul menitip salam untuk si lelaki tersebut yaitu Bahram Al Majusi di suatu kampung dan mengatakan padanya bahwa Allah telah ridho padanya. Dicarinya lelaki itu di suatu kampung dan ditemukan si lelaki tersebut. Sang pemuka agama mengatakan bahwa Rasul menitip salam untuknya dan mengatakan bahwa Allah telah ridho kepadanya namun dia ragu karena tidak mungkin Rasul menitip salam pada ahli maksiat tersebut. Si lelaki ini pun lalu bersyahadat. Si pemuka agama pun heran mengapa lelaki ini bersyahadat.

Disampaikan si lelaki ini bahwa kejadian tadi malam tidak ada yang mengetahui kecuali dirinya dan Tuhan. Jika Rasul menitip salam berarti beliau Rasul mengetahui tidak jadinya lelaki ini menikahi anaknya sendiri, dan berarti beliau adalah benar benar Rasul. Maka si Majusi ini pun lalu masuk Islam. 

Allah SWT memiliki momentum yang menjadi sebab turunnya Ridho Allah. Maka penting bagi kita melakukan perbuatan yang bisa jadi menjadi momentum turunnya Ridho Allah

Lebih lanjut Gus Baha berkisah tentang kisah sahabat bernama Tsalabah. Tsalabah adalah seorang ahli ibadah. Beliau sering iktikaf di masjid sampai mendapat julukan Hamamatul Masjid atau merpatinya mesjid. Namun beliau sangatlah miskin. Sangking miskinnya Tsalabah setiap sehabis shalat berjamaah tidak mengikuti Nabi untuk wirid dan berdoa bersama setelah sholat.  Nabi pun bertanya padanya mengapa begitu. Tsalabah mengatakan bahwa dia hanya memiliki satu kain yang digunakan untuk sholat untuk dia dan istrinya. Maka setelah sholat dia buru buru pulang untuk memberikan kain tersebut untuk sholat istrinya. begitu terjadi setiap hari. Maka Nabi mengatakan agar Tsalabah bersabar atas ujian kemiskinannya karena bisa jadi itu lebih baik baginya.

Namun Tsalabah memohon kepada Nabi   mendoakannya agar menjadi kaya. Nabi menolaknya sampai Tsalabah Terus meminta. Sehingga Nabi pun mendoakannya agar dia menjadi kaya sembari memberikannya seekor kambing untuk diternak. Akhirnya Tsalabah pun menjadi kaya. Kambingnya berkembang biak hingga jumlahnya memenuhi bukit. Terhitung kambingnya berjumlah 4000 ekor. Karena Tsalabah telah menjadi kaya maka Nabi memintakan zakat atas kambing-kambingnya, dimana tiap 40 ekor wajib zakat 1 ekor. Sehingga dimintakan 100 ekor kambingnya untuk dizakati. Tsalabah tidak terima dengan permintaan zakat tersebut dan menganggapnya pemerasan. Hingga wafatnya Nabi, Tsalabah tidak berzakat. Sampai ketika Masa kepemimpinan Khalifah, Tsalabah baru sadar untuk berzakat. Namun Khalifah menolaknya. Jadilah Tsalabah meninggal dalam keadaan tertumpuk kambing kambingnya.

Dari kedua cerita di atas Gus Baha menyimpulkan bahwa terdapat hikmah kedermawanan, yakni dapat menyelamatkan orang fasik dari maksiat dan azab. Sedangkan kikir akan menggelincirkan ahli ibadah sekalipun. Perbuatan baik akan tetap menjadi perbuatan baik meskipun dilakukan oleh sesiapapun. Perbuatan baik tidak mesti selalu dilakukan oleh orang yang sudah sempurna dengan berbagai persyaratan yang memberatkan. Ketika bersedekah misalkan apakah melulu diwajibkan dengan niat yang lurus dan tidak disertai riya'. Sementara sedekah akan tetap menjadi amalan yang bisa mencegah maksiat dan mendatangkan Ridho Allah.

Goresan Pena Taubat

(Disarikan dari ceramah KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) Hafizahullah)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun