Bismillahirrahmanirrahim
Berbagai cara dilakukan orang untuk Mencari bahagia. Di kala berbagai permasalahan menimpa, orang mencari solusi semu yang justru menjadi sumber masalah baru.
Melenakan dan memabukkan, Minuman keras (Miras) menjadi salah satu sebab musabab terjadinya kejahatan. Sederet berita kriminalitas pun memenuhi ruang berita di media. Perkosaan, penganiayaan atau bahkan pembunuhan, kesemuanya acapkali didahului dengan meneggak Miras hingga kesadaran berfikir hilang.
Sebenarnya ada jalan alternatif meraih kesenangan dengan sadar dan tanpa kecanduan. Ngopi adalah salah satunya. Sebagai minuman penggugah semangat kopi juga memiliki efek menenangkan. Sejenak, segenap masalah larut bersama tegukan kopi. Problematika kehidupan pun terasa tidak membebani. Ngopi sembari mengingat Tuhan, membawa sebenar harapan.
Orang Italia menyebut kopi sebagai Wine of Arabic. Sejarah kopi sebagai minuman, bermula dari Orang Orang Italia yang datang ke Arab. Mereka kerap menenggak miras namun mencoba mencicipi kopi bersama Orang Arab. Perlahan kebiasaan mereka minum Miras pun hilang berganti dengan kebiasaan Ngopi.
Bahwasannya Al Habib Abu Bakar bin Abdillah Alattas berkata : "Sesungguhnya tempat / rumah kalau ditinggalkan dalam keadaan sepi / kosong, maka para Jin akan menempatinya...Sedangkan rumah / suatu tempat yang mana disitu biasa membuat hidangan minuman kopi, maka para Jin tidak akan bisa menempatinya dan tidak akan bisa mendekat/mengganggu ". Sumber : Kitab Tadzirunnas, hal: 177.
Menjadi kebiasaan masyarakat dewasa kini. Melepaskan suntuk dan jenuh cukup dengan ngopi. Euforia kebiasaan ngopi semakin terfasilitasi dengan menjamurnya warung kopi dan cafe kekinian. Sama sama kita ketahui kini, banyak orang  beralih dari tempat terlarang kepada cafe dan warung kopi. Mencari bahagia, membicarakan hal hal bermanfaat atau sekedar beramah tamah bersama teman atau rekan.
Catatan: Terkecuali Minum kopi pada beberapa keadaan penyakit seperti hipertensi, jantung, gangguan kecemasan, ibu hamil, ibu menyusui atau penyakit lainnya disinyalir dapat menimbulkan efek negatifÂ
Disarikan dari ceramah KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) Hafizhahullah dan berbagai sumber.