Mohon tunggu...
zahra maulida farisya
zahra maulida farisya Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi dengan minat di bidang sosial dan media

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Perlu Belajar Filsafat?

3 Oktober 2025   20:17 Diperbarui: 3 Oktober 2025   20:17 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saat pertama kali mendengar kata "filsafat", itu terdengar sesuatu yang berat , banyak teori asing, dan sulit dipahami. Namun, setelah membaca 22 halaman pertama buku filsafat umum dari Asmoro Achmadi, jadi mempunyai pandangan lain dan sedikit berubah. Pada bagian awal dijelaskan darimana kata filsafat, tokoh yang pertama kali memakainya, sampai pendapat para ahli besar. Disamping itu juga dijelaskan filsafat sebagai ilmu, sebagai cara berpikir, dan sebagai pandangan hidup.

Sebenarnya filsafat bermula dari sesuatu yang sederhana, yaitu rasa ingin tahu manusia, Sejak zaman kuno, manusia selalu mengajukan pertanyaan tentang diri mereka sendiri, alam semesta, dan makna hidup. Pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan berhenti begitu saja, tetapi diteliti hingga akar. Di sinilah filsafat mempunyai peran yang sangat penting untuk berpikir kritis, mencari kebenaran, dan memberi panduan dalam hidup. 

Filsafat memiliki beberapa ciri khas yang berbeda dari dengan ilmu pengetahuan secara umum. Pertama, filsafat melakukan penelitian secara menyeluruh dan universal, bukan hanya pada aspek-aspek kecil. Berbeda dengan ilmu pengetahuan yang fokus pada objek-objek spesifik, filsafat berusaha memahami gambaran besar. Kedua, filsafat bersifat kritis dan reflektif, mengajarkan kita untuk tidak langsung menerima jawaban, tetapi mengujinya melalui pemikiran rasional dan logika. Ketiga, filsafat juga bersifat spekulatif karena sering membahas hal-hal abstrak  yang tidak selalu dapat dibuktikan secara  empiris.

Bidang filsafat memiliki cakupan yang sangat luas. Di antaranya adalah metafisika, yang menyelidiki esensi keberadaan dan sifat "ada"; epistimologi, yang mengkaji sumber dan batasan pengetahuan; etika, yang menyelidiki nilai-nilai baik dan buruk dalam perilaku manusia; dan estetika, yang membahas konsep keindahan. Selain itu, terdapat juga cabang-cabang yang lebih spesifik, seperti filsafat umum, filsafat politik, filsafat pendidikan, dan filsafat ilmu pengetahuan. Semua aspek ini menunjukkan bahwa filsafat tidak hanya terbatas pada ranah abstrak, tetapi dapat berfungsi sebagai landasan yang kokoh untuk memahami berbagai dimensi kehidupan.

Jika dilihat dari perspektif historis, filsafat selalu berkembang sejalan dengan dinamika zaman. Misalnya pemikiran filsafat sering kali diintegrasikan dengan ajaran agama. Ketika memasuki periode modern, filsafat semakin menekankan rasionalitas dan sikap kritis terhadap berbagai bentuk otoritas. Perkembangan historis semacam ini membuktikan bahwa filsafat tidak pernah statis; ia terus beradaptasi dengan bebagai tantangan yang muncul di setiap era.

Jadi apa saja manfaat dalam kehidupan sehari-hari? Pertama, filsafat melatih kita untuk berikir lebih mendalam. Misalnya, saat terlibat debat, kita mampu membedakan argumen logis dari argumen yang cenderung menyesatkan. Kedua, filsafat membuka perspektif yang lebih luas. Kita tidak mudah terjebak dalam pandangan sempit atau menganggap bahwa satu sudut pandang adalah kebenaran yang tidak tergoyahkan. Ketiga, filsafat membantu kita menentukan arah hidup kita. Di tengah kemajuan teknologi dan arus informasi yang cepat, filsafat dapat berfungsi sebagai kompas moral dan intelektual yang andal.

Hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan juga menarik untuk dipelajari.  Ilmu pengetahuan menekankan pengumpulan fakta empiris, sementara filsafat mengeksplorasi dasar-dasar dan makna yang tersembunyi dibalik fakta-fakta tersebut. Kedua bidang ini saling mendukung. Tanpa filsafat, ilmu pengetahuan kehilangan orientasi yang jelas; sebalikanya, tanpa ilmu pengetahuan, filsafat cenderung menjadi terlalu spekulatif dan abstrak. Situasi serupa dapat dilihat dalam interaksi antara filsafat dan agama. Agama memberikan jawaban melalui wahyu dan keyakinan spiritual, sementara filsafat bergantung pada logika dan pemikiran mendalan. Meskipun metode yang digunakan berbeda, keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu membimbing manusia untuk mencapai pemahaman tentang kebenaran.

Pendekatan dalam filsafat juga menunjukkan keragaman yang luas. Di antaranya terdapat metode kritis yang secara teliti menganalisis setiap ide, metode analisis yang memecah konsep hingga menjadi jelas, metode deduktif dan induktif untuk menarik kesimpulan, serta metode komparatif yang membandingkan berbagai perspektif satu sama lain. Bebagai metode ini menegaskan bahwa filsafat bukanlah sekedar pemikiran yang tidak terarah, melainkan upaya terstruktur untuk mencapai pemahaman yang mendalam.

Bedasarkan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa filsafat bukanlah sekadar ajaran kaku, melainkan suatu cara berpikir yang membimbing manusia untuk memahami diri mereka sendiri dan dunia di sekitarnya. Filsafat memperluas cakrawala pengetahuan kita, dan mencegah kita terjebak dalam perspektif yang terbatas. Selain itu, filsafat mendukung kita dalam menghadapi dinamika zaman tanpa kehilangan prinsip-prinsip inti dan orientasi hidup yang kokoh.

Belajar filsafat pada dasarnya adalah melatih diri untuk terus menerus mempertanyakan, merenung, dan mengejar pemahaman yang lebih dalam. Meskipun terkadang terasa menantang, filsafat membuka ruang bagi kita untuk tumbuh menjadi individu yang lebih bijaksana, terbuka terhadap perspektif yang berbeda, dan sadar diri. Pada intinya, filsafat tidak hanya membahas "apa yang kita ketahui," tetapi juga "bagaimana kita hidup dengan pengetahuan tersebut."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun