Mohon tunggu...
Zahra Chaerani
Zahra Chaerani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mari nugas

not a writer, im a deadliner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelecehan di Balik Kata "Bercanda"

18 Januari 2022   09:41 Diperbarui: 18 Januari 2022   09:46 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pernahkah kamu mendengar kata "cat calling"? Panggilan kucing? Kucing memanggil? Tentu saja bukan. Cat calling merupakan sebuah aksi memanggil orang lain dengan godaan yang cenderung mengarah ke "Pelecehan seksual".

 Loh masa sih itu termasuk pelecehan? Ya, karena aksi tersebut membuat seseorang yang dituju merasa tidak nyaman dan tidak aman. 

Cat calling bukan aksi yang dapat dijadikan bahan guyonan, apabila sesuatu yang kita lakukan membuat orang lain idak nyaman, berarti hal tersebut tidak baik untuk dilakukan.

Apa saja bentuk dari cat calling? Cat calling ini tidak bisa dipatokkan kepada satu kalimat saja. Sebagai contoh, apabila ada seorang Wanita berjalan dengan tenang melewati sekumpulan pria, lalu pria tersebut berkata "Mbak cantik mau kemana nih? Sendirian aja. Mau abang temenin ngga?". 

Kalimat tersebut mungkin lucu untuk sekumpulan pria disitu, namun tidak bagi Wanita yang mereka goda. Ia merasa tidak nyaman, risih, dan takut.  Hal seperti ini lah yang seharusnya kita ubah di lingkungan kita.

Cat calling bukan hal yang sepele. Pelecehan seksual banyak terjadi karena adanya cat calling. Para "Cat Callers" (sebutan untuk para pelaku cat calling) sering menyangkal bahwa mereka sudah melakukan pelecehan seksual, tak sedikit dari mereka mengelak dengan kalimat "elah gitu doang baper amat" "sensi banget sih" "gabisa diajak bercanda nih".

Pada dasarnya, apabila kita bercanda, kedua belah pihak merasa bahwa candaan itu lucu. Namun sebaliknya, apabila candaan tersebut membuat orang lain tidak nyaman atau tersinggung, maka candaan tersbut tidak dapat dibilang bercanda.

Apakah pelecehan seksual hanya terjadi kepada Wanita saja? Tidak. Menurut studi kuantitatif yang dilakukan oleh International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) menyatakan bahwa 33,3% lebih laki-laki pernah mengalami pelecehan dan kekerasan seksual dan 66,7% dialami oleh wanita, data tersbut data sepanjang 2021.

Lalu bagaimana cara kita mencegah agar angka tersebut tidak semakin meningkat? Apakah kita harus mengurung diri dirumah? Tidak. Kita sebagai manusia, memiliki hak untuk melakukan apa saja, berpakaian seperti apa, tanpa mengganggu orang lain.

 Dalam kasus pelecehan atau cat calling, siapa yang membuat resah? Tentu saja pelaku cat calling. Berarti dapat disimpulkan, siapa yang seharus dikontrol dan harus dibereskan.

Maka dari itu, saya berharap bahwa RUU PKS sangat ditekankan untuk segera di sah kan. Untuk keadilan hukuman bagi pelaku, dan membangun daerah serta negara yang aman dan nyaman, bagi warga local maupun turis. Apabila turis merasa nyaman di Indonesia tanpa cat calling, maka pariwisata di Indonesia semakin meningkat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun