Mohon tunggu...
Zaghlula Putri Farlish
Zaghlula Putri Farlish Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa di bidang kesehatan fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Saya tertarik untuk menuangkan gagasan saya terkhusus di bidang kesehatan. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Keluarga Berencana Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup

11 September 2025   10:17 Diperbarui: 11 September 2025   10:17 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah yang
bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, meningkatkan kesehatan
ibu dan anak, serta memperbaiki kualitas hidup keluarga. Keluarga Berencana
dalam Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Adalah Upaya mengatur kelahiran
anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga yang berkulaitas.

Di Indonesia, program ini telah lama dijalankan pemerintah dan menjadi
bagian dari strategi pembangunan nasional. Namun, seperti halnya kebijakan
kesehatan lainnya, KB memiliki sisi positif (pro) sekaligus tantangan atau kontra
yang perlu dikaji secara mendalam. 

Salah satu Pro (Dampak Positif KB) adalah menekan angka kelahiran
sehingga pertumbuhan penduduk dapat lebih terkendali. Dengan adanya
perencanaan jumlah dan jarak kelahiran anak, keluarga dapat hidup lebih sejahtera
karena mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, pendidikan, dan
kesehatan. Dari segi kesehatan, KB berperan penting dalam meningkatkan
kesehatan ibu dan anak. Kehamilan yang terlalu muda, terlalu tua, atau terlalu
dekat jaraknya terbukti meningkatkan risiko komplikasi, baik bagi ibu maupun
bayi. Dengan KB, angka kematian ibu melahirkan dan bayi dapat ditekan. Selain
itu, anak-anak yang lahir dengan jarak kehamilan ideal memiliki kesempatan
tumbuh kembang yang lebih baik, sehingga turut mendukung upaya pencegahan
stunting.  

Selain manfaat kesehatan, KB juga memiliki dampak sosial yang besar,
kebijakan keluarga berencana dilaksanakan untuk membantu calon atau pasangan
suami istri dalam mengambil Keputusan dan mewujudkan hak reproduksi secara bertanggung jawab tentang : usia ideal perkawinan, usia ideal untuk melahirkan, jumlah ideal anak, jarak ideal kelahiran anak. Dalam hal pemberdayaan
perempuan. Perempuan dapat merencanakan waktu kehamilan sehingga tetap
memiliki kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengembangkan karier.
Dengan demikian, KB bukan hanya program kesehatan, melainkan juga program
pembangunan manusia secara menyeluruh.

Meskipun memberikan banyak manfaat, program KB tidak lepas dari kotra
(Tantangan dan Dampak Negatif KB) Salah satunya adalah efek samping metode
kontrasepsi. Beberapa alat kontrasepsi seperti pil, suntik, implan, atau IUD dapat
menimbulkan gangguan menstruasi, peningkatan berat badan, bahkan
ketidaknyamanan psikologis bagi sebagian pengguna. Hal ini kadang membuat
masyarakat enggan atau resah menggunakan KB secara berkelanjutan.
Selain itu, akses yang tidak merata juga menjadi kendala. Di daerah perkotaan,
layanan KB relatif mudah dijangkau, tetapi di pedesaan atau wilayah terpencil,
fasilitas kesehatan masih terbatas. Hal ini menimbulkan kesenjangan dalam
pencapaian program KB secara nasional. Dari sisi sosial-budaya, terdapat
kelompok masyarakat yang menolak KB karena alasan agama atau tradisi.
Sebagian masyarakat menganggap KB bertentangan dengan nilai keagamaan atau
khawatir akan menimbulkan kemandulan. Minimnya pemahaman ini
menyebabkan munculnya stigma dan resistensi terhadap program KB.

Kesimpulannya, pengaruh KB terhadap kesehatan masyarakat lebih
banyak bersifat positif, yaitu merupakan intervensi strategis dalam menurunkan
AKI dan AKB, serta memperbaiki kualitas hidup keluarga. Namun, tantangan
berupa efek samping, keterbatasan akses, dan hambatan budaya tetap perlu diatasi
dengan edukasi yang tepat, dengan meningkatkan promosi Kesehatan terkait
keluarga berencana, peningkatan layanan kesehatan, serta pendekatan sosial yang
sensitif terhadap nilai masyarakat. Dengan pengelolaan yang baik, KB akan tetap
menjadi salah satu pilar penting dalam pembangunan kesehatan masyarakat
Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun