Mohon tunggu...
Muhammad Asep Zaelani
Muhammad Asep Zaelani Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial Perusahaan, NU dan Gusdurian

Hanya manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar dari Film "Holy Ghost People"

10 Februari 2018   08:43 Diperbarui: 10 Februari 2018   15:36 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tadi malam saya nonton Film Holy Ghost People di salah satu channel TV. Film lama yang dirilis tahun 2014. Awalnya saya kira film ini biasa saja, tidak ada yang menarik, namun setelah pertengahan film sampai akhir, ternyata jalan ceritanya cukup menggelitik juga.

Film ini mengangkat tema tentang salah satu sekte keagamaan yang berperilaku menyimpang. Pemuka agama yang seharusnya memberikan pencerahan spiritual, justru menjadikan doktrin-doktrin agama sebagai alat untuk membodohi dan menakuti-nakuti para pengikutnya.

Kepolosan dan ketulusan para pengikut sekte ini dalam mencari kebenaran dan melakukan penebusan dosa, justru disalahgunakan oleh sang pemuka agama untuk memenuhi hasrat dan nafsu pribadinya. Tidak ada yang berani membantah, apalagi melawan, karena bagi siapapun yang membantah dan melawan akan langsung dicap sebagai pembangkang firman Tuhan.

Tema yang diangkat dalam film ini menurut saya cukup relevan dengan kondisi masyarakat kita saat ini. Semangat keberagamaan yang tinggi, seringkali disalahgunakan oleh para "pemuka agama" abal-abal untuk mencari keuntungan pribadi. Masyarakat yang haus akan ilmu agama dan dahaga akan nilai spiritulitas justru banyak yang mendapatkan bimbingan dari guru yang salah.

Oleh karena itu kita wajib untuk lebih waspada dan berhati-hati dalam memilih guru agama. Karena salah dalam memilih guru agama akan berakibat fatal bagi kehidupan kita. Tidak semua orang bisa membawa kita pada tingkat pencerahan spiritual yang sebenarnya. Tapi banyak orang yang "mengaku-ngaku" bisa mengantarkan kita pada pencerahan spiritual. Jadi, jangan terlalu cepat terpesona dengan penampilan dan kata-kata yang memukau. Karena beragama bukan sekedar berkata-kata atau berpenampilan yang baik. Beragama adalah berperilaku hidup yang baik.

Bagi saya pribadi, agama tidak mungkin bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Jadi ketika ada guru agama yang mengajarkan dan mengajak kita untuk memusuhi nilai-nilai kemanusiaan, maka sang guru tersebut layak untuk kita tinggalkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun