Mohon tunggu...
Zalza bellalucy
Zalza bellalucy Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswi

Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bahaya dari Self-Diagnosis dalam Psikologi dan Agama

25 Juni 2021   11:53 Diperbarui: 25 Juni 2021   12:07 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Zalza Bella Lucy Febriana.

202010230311382.

Fakultas Psikologi.

Universitas Muhammadiyah Malang.

Self-diagnosis adalah mendiagnosis diri sendiri mengidap sebuah gangguan atau penyakit berdasarkan pengetahuan diri sendiri atau informasi yang didapatkan secara mandiri melalui media sosial dan lain sebagainya.

Apa sih yang membuat seseorang melakukan self diagnosis? Biasanya hal ini dilakukan karena adanya tekanan yang menganggu dan membuat seseorang merasa tidak nyaman akan dirinya yang menimbulkan rasa emosi pada diri seseorang tersebut,sehingga menciptakan adanya persepsi atas apa yang ia rasakan dan dapat memutuskan sesuatu yang ia rasakan menjadi keputusan yang dikatakan self diagnosis. Proses terjadinya sebuah emosi disini pada pendapat umum yaitu ketika Stimulus + rasa takut (emosi) + lari(respon). Proses emosi terjadi karena adanya rangsangan dari luar dan mendapatkan informasi maka akan masuk ke kognisi yang akan dipersepsikan. Persepsi pada setiap orang tentu berbeda beda dalam menimbulkan persepsi emosi. Rangsangan dari luar yang atau dalam kemudian masuk ke panca indera terlebih dahulu kemudian ditafsirkan dan direspon secara fisiologis maupun motorik. Situasi yang emosional akan membangkitkan sistem saraf otonom yang terdiri dari dua cabang yaitu simpatetik dan parasimpatetik. Umumya hal ini akan menciptakan sebuah emosi yang ditandai dengan adanya respon tubuh seperti perubahan detak jantung,perubahan kecepatan dalam bernafas atau tanggapan tubuh lainya. Namun sebaliknya pada teori ilmuan James Lange emosi muncul setelah terjadi reaksi fisiologis (Apa yang kita anggap sebagai respon kita terhadap suatu hal yang membuat kita takut.)

Apa sih ciri-ciri self-Diagnosis? Ketika kita merasakan di kondisi hati terhimpit karena adanya banyak pikiran yang membuat tertekan lalu emosi kita tidak terkontrol orang yang suka melakukan self-diagnosis ini biasanya langsung membuat keputusan bahwa keadaanya tidak baik-baik saja sehingga membuat mereka melakukan self diagnosis akan apa yang dirasakanya. Seperti pada contohnya ketika ada seseorang merasakan perubahan mood yang sangat menonjol seperti ada masa up and down disatu masa moodnya sedang bagus dan baik dia akan merasakan senang yang luar biasa namun dimasa lain ia merasakan rasa sedih yang membuat dirinya tidak bisa mengontrol emosinya,biasanya seseorang seperti ini akan mencari tau divia medsos apa yang sedang ia rasakan lalu mendiagnosis dirinya bahwa ia menjakit bipolar disorder,anxiety disorder dsb. Padahal mendiagnosis suatu penyakit itu perlu bantuan orang profesional dibidangnya seperti psikiater dan psikolog.

Kenapa sih Self-Diagnosis itu berbahaya?

1. Salah penanganan

Jika salah mendiagnosis apa yang sedang dikeluhkan seseorang akan mendapatkan penanganan yang salah atau tidak sesuai dosis yang seharusnya. Setelah self diagnosis, seseorang bisa saja membeli obat atau melakukan pengobatan lain yang salah. Padahal, setiap penyakit memiliki penanganan, jenis obat, dan dosis obat yang berbeda-beda.

Konsumsi obat yang salah justru dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang baru, memicu efek samping dan interaksi obat, atau bahkan ketergantungan obat. Meski ada beberapa obat yang tidak menimbulkan efek samping apa pun yang berbahaya, jika salah penggunaan obat, keluhan yang kamu rasakan tidak akan membaik dengan obat tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun