SMAN 2 Mojokerto saat menerima penghargaan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur untuk kategori Peringkat III Duta Pelajar dan 5 Besar Modern Dance
SMAN 2 Mojokerto, mampu membuktikan sebagai sekolah berprestasi. Bahkan, sekolah yang biasa disingkat dengan sebutan SMANDA itu, menjadi satu-satunya SMA di wilayah Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Mojokerto yang mengukir prestasi diajang SMA AWARD 2019. Sebuah acara bergengsi atas kinerja sekolah jenjang SMA yang digelar Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Pos.Â
SMAN 2 Mojokerto, layak bangga dan dibanggakan. Terkhusus atas prestasi akademik dan non akademik yang ditorehkan peserta didiknya. Betapa tidak, sedikitnya sudah 39 Juara telah ditorehkan peserta didiknya sejak Oktober 2018 hingga Desember 2019. Tentu semua itu tak lepas dari kinerja sekolah dan peran serta walimurid. Lantas, apa sejatinya formula dan rahasia atas capaian prestasi SMAN 2 Mojokerto?
Â
Menurut pengakuan Shyndu Utomo, S.Pd., dirinya hanya bisa bersyukur karena dipertemukan  dengan siswa-siswi hebat dan tempat yg luar biasa seperti SMAN 2 Mojokerto.  Prestasi yang diraih tak terlepas dari doa dan dukungan bapak/ibu guru, Tim Kesiswaan, youth recount, dan segenap kepedulian walimurid. Utamanya pada arah dan kebijakan kepala sekolah yang membuka kran bagi warga sekolah untuk berkarya dan berprestasi.
"Atas nama anak-anak, saya berterima kasih pada bapak kepala sekolah yang tak henti-hentinya memberikan motivasi, semangat dan arahan sehingga prestasi siswa bisa melejit. Ini merupakan sebagian kecil dari prestasi siswa-siswi SMANDA. Anak-anak termotivasi untuk kibarkan bendera prestasi, baik ditingkat kota, provinsi dan nasional," ungkap Pak Shyndu, sapaan karib Wakasek Kesiswaan SMAN 2 Mojokerto itu sembari mengucapkan Hamdalah.
Â
Berkat DBL For PPK
Sementara itu, Kepala SMAN 2 Mojokerto, Suyono, S.Pd., M.M.Pd., memiliki analisis dan refleksi yang berbeda atas derasnya prestasi yang diraih peserta didiknya. Cemerlangnya prestasi SMAN 2 Mojokerto tak terlepas dari penguatan pendidikan karakter (PPK) yang dijalankan sekolah selama ini. Satu diantaranya yang unik adalah kegiatan Dzikir Bersama Loving (DBL).
"Potensi siswa itu heterogen. Maka ketika kita bisa memetakan potensinya, prestasi sangatlah mudah diraih. Untuk itu, pembentukan karakternya harus konsisten. Pihak sekolah juga berkomitmen tinggi. Nah, melalui DBL ternyata hasil yang dirasakan sangatlah rasional. Belajar, berdoa, bekerjasama dengan kinerja kompeten dan profesional. Minimal itu yang harus dilakukan bersama," ungkap Pak Yono, sapaan akrab bapak tiga anak itu serius.
Kegiatan DBL, lanjut Pak Yono, dilakukan setiap hari mulai pukul 06.30 -- 07.00 WIB bertempat di halaman sekolah. Dzikir dilakukan bagi peserta didik yang muslim. Sedangkan yang beragama lain, melakukannya di kelas sesuai ajaran agamanya masing-masing. Dalam rangkaian DBL sekaligus dilakukan kolaborasi dengan kegiatan literasi. Penguatan karakter seperti inilah yang dinilai mampu memberikan berkah bagi seluruh warga sekolah.