Mohon tunggu...
Yusuf Yanuar Y.
Yusuf Yanuar Y. Mohon Tunggu... Lainnya - .

...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Android Semi Open Source

22 Mei 2017   21:23 Diperbarui: 23 Mei 2017   16:13 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Linux dan Android, mereka adalah saudara, Karena saya bukan pakar IT, maka saya akan mengulasnya dengan segala keterbatasan bahasa dan kemampuan saya untuk menjelaskan apa perbedaan Linux dan Android. Setiap sistem operasi memiliki kernel sebagai dasar untuk membangun sebuah keutuhan operasi sistem itu sendiri, kernel merupakan inti dari sebuah sistem dapat di ibaratkan seperti struktur DNA yang ada pada makhluk hidup. Dan untuk dapat berinteraksi dengan manusia maka kernel akan dibantu oleh beberapa software pendukung, contohnya tampilan Launcher serta kumpulan aplikasi di google store pada android, tampilan Gnome dan daftar aplikasi di  repository  pada Linux . Android memakai sistem kernel dari Linux, namun demikian kernel tersebut telah disesuaikan oleh para pengembang Google Android untuk kebutuhan dari perangkat bergerak khusus Android. Inilah yang menjadikan smartphone android anda dapat hidup layaknya seorang profesor karena adanya kernel. Dimana kernel berfungsi sebagai jembatan interaksi antara hardware pada smartphone dengan sebuah sistem operasi. Sedangkan sistem operasi adalah penerjemah dari bahasa para mesin kepada manusia sebagai pengguna.  

Android tidak benar-benar Linux, ketika pertama kali gawai android di hidupkan kernel akan memindai segala macam perangkat keras yang disematkan pada sebuah smartphone. Dan setelah masuk ke menu utama maka akan diambil alih oleh dalvik virtual machine,  dalvik virtual machine merupakan aplikasi yang di buat menggunakan pemrograman Java, dimana aplikasi ini berfungsi semacam emulator, khusus untuk menjalankan semua aplikasi yang dibuat oleh para pengembang Google android. Setiap produsen smartphone memiliki versi kernel untuk setiap produk buatan mereka, bahkan terkadang sama merek dan serinya pun akan mendapat versi kernel yang berbeda. Secara teknis Android tidak menggunakan GNU C Library (glibc) yang biasa ada di sebuah distro Linux, karena tidak adanya Xorg server jadi tidak bisa menjalankan aplikasi grafis desktop tampilan khas Linux, biasanya di android kita menggunakan istilah launcher. Karena terbatasnya kernel dari Android inilah yang menyebabkan OS Android tidak bisa di install secara universal untuk semua smartphone meskipun dengan spesifikasi yang sama. Tidak demikian dengan distro Linux yang mana dapat di install pada semua perangkat komputer baik pc maupun laptop versi lawas maupun terbaru karena memiliki kernel dan Library GNU yang lebih lengkap. Menurut pendapat saya pribadi, Android merupakan sistem operasi tertutup setelah disematkan pada smartphone, karena untuk mendapatkan akses penuh dalam menggunakan android kita harus melakukan proses root, dengan konsekuensi jika kita melakukan root, biasanya akan menghilangkan jaminan garansi pada smartphone kita. 

Android tidak dapat di bandingkan dengan sebuah distro Linux seperti contohnya Ubuntu, Slackware, Fendora, bahkan distro Linux terkecil Damn Small Linux yang hanya memiliki ukuran 50 MB. Perkembangan OS Android sangat dipengaruhi oleh sebuah perusahaan raksasa Google yang lebih mengutamakan pendapatan dan laba, sedangkan distro Linux di buat dengan semangat open source, yaitu menjadikan pengguna memiliki kendali penuh atas perangkat yang digunakannya, tidak semata sebatas menjadi pengguna pasif sebuah OS, namun juga dapat mengembangkan sendiri OS yang sesuai dengan kebutuhannya. 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun