Mohon tunggu...
Yusup Nurohman
Yusup Nurohman Mohon Tunggu... Penulis - We Love Learn Sociology

pengembara angkringan, masih mencari apa yang lebih dari sekadar materi mari bercengkrama di @yusufseo

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Strategi Proaktif Widya Security Melalui Penetration Testing

6 Februari 2024   15:12 Diperbarui: 6 Februari 2024   15:37 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto ilustrasi: dok.pribadi

Flashback beberapa waktu ke belakang, hacker berinisial "Bjorka" telah berhasil membobol sistem keamanan data dan membocorkan data-data nasional. Sebut saja data-data negara seperti Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Badan Intelijen Negara (BIN), bahkan data pribadi pejabat negara seperti Ketua DPR Puan Maharani, Menteri Marves, Luhut Binsar Panjaitan.

            Bocornya data kenegaraan menjadi penanda penting yang menyadarkan banyak orang tentang ancaman cybercrime yang begitu nyata. Apa yang dialami negara saat ini menjadi alarm bahaya, karena bisa memicu ketegangan dan risiko politik apabila jatuh di tangan yang salah. 

Selain itu, Kemajuan ilmu dan teknologi ikut membuat jenis dan bentuk kejahatan semakin canggih, rumit, dan sulit untuk dipecahkan. Tak hanya itu, kejahatan yang terjadi juga makin mengabaikan batas-batas negara

            Jika kita melihat realitas di masyarakat, meleknya literasi cyber security dan sikap kehati-hatian masyarakat ketika berselancar di dunia internet masih kurang diperhatikan. 

Di internet, sebagian besar website hingga apilkasi bekerja dengan meminta, mengambil, menyimpan, dan menganalisis data pengguna yang kerap tidak disadari oleh masyarakat. Pengguna digiring untuk menyerahkan datanya secara sukarela yang akhirnya berujung pada hilangnya privasi pengguna internet karena data-data pribadinya tersebar.

            Ketika data-data tersebut tersebar di internet, semua pihak yang memiliki akses legal maupun illegal terhadap data-data tersebut bisa menggunakannya untuk kepentingan politik hingga ancaman melaluii aksi penipuan, perundungan hingga terror kejahatan. Hal inilah yang kemudian kita sebut sebagai cybercrime. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, cybercrime adalah penggunaan komputer sebagai alat untuk meraih tujuan ilegal, seperti penipuan, perdagangan konten pornografi anak, pencurian identitas, serta pelanggaran privasi.
            Menyikapi keadaan tersebut, perlu strategi untuk menangkal kejahatan cyber salah satunya melalui Penetration testing. Apa sih sebenarnya Penetration testing? Penetration testing atau yang sering disebut PENTEST adalah praktik simulasi serangan siber sistem computer, jaringan atau aplikasi web untuk mengidentifikasi kerentanan keamanannya. 

Langkah ini sejalan dengan Widya Security sebagai perusahaan keamanan siber. Widya Security mengaplikasikan strategi proaktif dalam mengamankan asset digital melalui penetration testing. Widya Security melakukan uji keamanan yang sesuai prosedur metodologi pengujian keamanan sumber terbuka dan proyek keamanan aplikasi web terbuka.

Mengapa penetration testing penting di era sekarang? Ya, hal ini berkaitan dengan kerentanan dan keamanan siber yang kerap disepelekan oleh pengguna internet. Fakta di lapangan menyebutkan bahwa sekuat sistem keamanan di internet tetap ada celah untuk ditembus. 

Sitem keamanan internet seringkali rentan kesalahan konfigurasi, kelemahan dalam kode, hingga kesalahan user. Nah, inilah pentingnya penetration testing yang membantu dalam mengidentifikasi kelemahan sebelum hacker jahat melakukannya.

Strategi Widya Security melalui Pentest

foto ilustrasi: dok.pribadi
foto ilustrasi: dok.pribadi
Bagaimana Widya Security memperkuat keamanan data melalui Penetration testing diawali dengan perencanaan yang matang. Termasuk menentukan lingkup dan tujuan dilaksanakan testing. Hal merupakan langkah awal yang krusial apakah testing akan dijalankan pada jaringan internal, aplikasi web, atau sistem lainnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun