Mohon tunggu...
Ikhwanudin Yusuf
Ikhwanudin Yusuf Mohon Tunggu... Akuntan - Lion's Sin of Pride

Ekspektasi tanpa realisasi, keras kepala untuk kopi pake susu, pemikir sambil tidur, tidur sambil mikir, kritis tapi tanpa kata, Tax Officer, cinta seni..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Anak Bapak Mau Kerja Apa Kalau Cuma D-1?

28 Oktober 2015   15:49 Diperbarui: 28 Oktober 2015   16:03 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

What? Tega-teganya ada tetangga yg menanyakan hal tsb ke orang tuaku. Tapi itu bukan sebuah guyonan ataupun hinaan, tapi cuma sebuih pertanyaan dari banyaknya pertanyaan yg juga sempat menyerang pikirkanku saat pertama kali aku dinyatakan lolos "hanya" D-1. Lantas apa yg aku lakukan? Ya bersyukur.

Ketika ngumpul, berbagai serangan pertanyaan berbau guyonan pun menyerang. Cok, kau sudah lolos D4 akuntansi di PTN, knapa kau lepas cuma buat D1? Mau kerja apa kau tahun depan setelah lulus? Aduh ada ribuan lulusan S1 yg masih tergelantung nasibnya tanpa kerja maupun kerja yg tak puas, knapa kau lalu memilih turun pangkat? Gak gengsi apa kau? Dapat penghasilan brapa kau cuk? Kantor mana yg mengharapkan jasa mu yg cuma belajar satu tahun itu cak? Aduh kalau adu debat pasti menang S1 lah dari pada D1, iya kan? Dan, mau jadi apa kau nanti?

Saya dan yg lainnya yg sejenis seperti saya sudah biasa menerima serangan seperti ini. Bahkan dengan nama besar STAN yg sekarang menjadi PKN STAN pun belum cukup untuk membuat mereka angguk-angguk mengerti selagi masih ada judul "kuliah satu tahun" nya. Tapi jujur saja bahwa saya lebih sering tertawa ketika ditanya dari pada menjawab, kalau mereka sudah mengenal gengsi ya tetap susah untuk dijelasin haha, ngomong panjang lebar ntar dibilg sikurang pengalaman kok cerewet. Menurut mereka pokoknya "kuliah setahun" itu serba kurang. Jadi disini saya akan mulai membahas bagaimana "kurang nya" kuliah setahun itu. Dari yang saya alami sendiri dan dari sumber-sumber media sosial tentunya. Dari berbagai aspek tentunya.

FENOMENA SARJANA

Yap, knapa sarjana? Mau mengalihkan omongan ya? Gak kok Om hehe. Yap, fenomena yg terpandang dihadapan kita saat ini adalah tentang pengangguran. Dari data terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 400ribu lulusan sarjana S1 menganggur(sumber: infomahasiswa.com). Setiap hari mereka berusaha mengirim lamaran kerja ke berbagai perusahaan dan instansi. Jujur tak ada yg lebih pedih daripada menjadi pengangguran yg terdidik, kuliah 4 sampai 5 tahun seperti sia-sia, apalagi yg biayanya dari orang tua, aduh semoga semuanya dilapangkan aamiin. Lah, apa hubungannya dengan D1 STAN? Yap setidaknya kami sudah mengamankan satu bangku di Kementrian Keuangan. Tunggu om saya belum selesai nulis.

LAMA BELAJAR

Kami serba kekurangan dalam ini, kurang lama belajarnya. Ya, di D1 kami hanya belajar selama dua semester atau satu tahun. Kami tidak bisa berlama-lama bersama kawan kampus. Kami tidak bisa menerima tugas sampai semester tiga. Kami tidak bisa merepotkan orangtua kami dengan biaya kos makan dll. Bahkan, setelah satu tahun kami bisa langsung wisuda dan selfie pakai toga. Umur belum diatas dua puluh tahun kita sudah bisa berkecimpung didunia pemerintahan khususnya sebagai CPNS di Kementrian Keuangan! Dan tentunya menghasilkan penghasilan buat makan perkedel diwarteg.

SELAMA PENDIDIKAN

Kami D1, kesulitan buat tidur tenang. Karna apa? Selama satu tahun kami dibebankan dgn sekitr 50 SKS. Dengan matakuliah yg padat membuat mumet. Belum lagi agenda padat lainnya, seperti MFD setiap sabtu pagi untuk kesehatan, dan finalnya Capacity Building setiap semester. Kami dipersiapkan untuk sehat jasmani dan rohani, kuat mental, dan integritas tinggi tentunya. Belum lagi UTS UAS yg menyita pikiran cok! Tapi membuat mental kami kuat, sehat itu kekurangan gak?

BIAYA KULIAH

Kalau sudah tau STAN pasti sudah tau julukannya sebagai kampus gratis. Yap, disini kami tidak ditarik biaya semester. Kami bebas dari uang pangkal dsb tidak seperti PTS maupun PTN lainnya yg mematok biaya tinggi jika ingin mendpatkan pendidikan tinggi. Bahkan kami disini diberikan alat-alat tulis, flashdisk, buku bahan ajar dll. Tidak perlu telpon mama untuk minta duit beli buku. Tapi gratis bukan berarti tak kualitas, bahas dibawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun