Mohon tunggu...
YUSUFIbrahim
YUSUFIbrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Setidaknya saya menulis.

30 tahun bercinta dengan industri kreatif gambar dan suara di televisi, kini tiba waktunya pulang pada cinta pertama di dunia kreatif, yakni menulis. IG: @hajiyusufi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah Kecolongan Konten Porno

11 April 2022   00:12 Diperbarui: 11 April 2022   00:22 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Di rumah sakit itu saya lapar, ketika tengah menunggu hasil lab check-up pada suatu siang. Ada kantin yang menjual banyak pilihan makanan. Saya masuk kedalam, mencari tempat, lalu memesan menu. Sendiri.

Tak jauh dari meja saya, ada seorang bapak dan anaknya. Duduk berhadapan, menunggu pesanan makanan juga. Mereka persis ada didepan saya berjarak kurang lebih 3 meter. Sang anak membelakangi saya.

Usia sang bapak kira-kira 40 tahunan. Anaknya 4 tahunan dan laki-laki. Sepintas saya perhatikan mereka tengah sibuk dengan perangkat komunikasi. Sang bapak dengan smarphone-nya, sementara anaknya asik dengan tablet. Mungkin sang bapak sedang menge-check pekerjaan atau medsos-nya, dan anaknya main games.

Saya tetap rilek memperhatikan sekeliling ruangan kantin. Menunggu pesanan makanan tiba. Memperhatikan sekilas setiap pengunjung. Tapi ujung-ujungnya mata saya lebih sering melirik bapak dan anaknya itu.

Sekali dua kali lirik, saya tak menemukan ketidakwajaran pada bapak dan anak itu. Namun pada lirikan keempat, saya terperangah, ketika sang anak menggeser sedikit badannya yang membuat layar tabletnya jelas terlihat oleh saya dari belakang punggung mungilnya.

Sang anak tengah meng-scroll halaman situs porno. Satu, dua, tiga halaman saya terkesima. Pada layar tablet muncul gambar pose menggoda wanita pirang telanjang bulat menggeletak diatas dipan. Pose halaman berikutnya wanita itu menungging seraya tersenyum nakal.

"Subhanallah! Ini pasti ada yang salah!" Teriak saya dalam hati.

Sejenak saya berpikir bagaimana cara menghentikan aktifitas tak wajar sang anak berumur 4 tahun itu. Tak mungkin seusianya sengaja membuka dan men-searching situs porno. Ini pasti terjadi karena ada history address yang ter-enter dan tersentuh sang anak pada tablet itu.

Tak lebih dari 30 detik sejak saya lihat, akhirnya spontan saya memanggil sang bapak, "Pak... Pak...! " Seraya telunjuk saya menunjuk-menunjuk ke arah tablet yang dipegang anaknya.

Beruntung sang bapak cepat mengerti dan merespon tujuan saya. Dia seolah tersadar. Sigap mengambil tablet dari tangan anaknya. Melihat apa yang anaknya lihat dan sempat saya lihat juga. Sang anak polos termangu. Tak bereaksi ketika tablet ditangannya dirampas.

Sang bapak kemudian sibuk dengan tablet yang menurut saya pasti miliknya. Telunjuknya menari-nari diatas layar sentuh tablet itu. Pasti dia men-delete halaman situs porno yang sempat dilihat anak laki-lakinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun