Mohon tunggu...
Yusri K Huda
Yusri K Huda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

انت مخزون في خزينة الخيال 🙏

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Reformasi dari Angkot Kuning ke BRT

9 April 2020   00:39 Diperbarui: 9 April 2020   00:37 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Assalamu'alaikum.

Hai hai haiiii Udah lama gak nulis nih

Kalian masih inget ceritaku tentang "Angkot" kan?

Nah, berhubung sekarang aku di Semarang ~aseeek dan jarang banget naik angkot, jemputan umumku beralih jadi BRT (Bus Trans Semarang). You knowlah, alasanku milih BRT kenapa, ya karena milih yang paling murmer lah. Ya kan tarifnya untuk pelajar/mahasiswa/anak-anak/lansia itu jauh dekat cuma 1K hihii.

Nah, dibalik Fasilitas BRT yang disediakan Pemerintah Semarang, banyak bangeeeeeeettt cerita dan kisah yang mengiris hati dan membuat haru. Ya kan namanya juga fasilitas umum, digunakan oleh siapa saja.
Sekarang, aku mau nyeritain cerita tadi siang yang bikin aku malu maluin nangis di BRT
.
Tadi itu, aku ceritanya mau ke Sambiroto, mau ketemu seseorang *eaak. Ngga deng, mau nge-les-i wkwk. Eh ternyata, di tengah perjalanan baru buka HP, dan ternyata anaknya sakit. Ya kan hari Ahad/tanggal merah mahasiswa  bayarnya jadi 3,5K, eman emankan kalo turun harus bayar lagi, ya udah jadinya aku ngikut muter sampe ke Balai Kota buat transit balik lagi ke Ngaliyan.

Waktu aku lagi nunggu BRT yang ke arah Cangkiran, tiba tiba ada yang nepuk puggungku dan berkata "Mba, kalo mau ke Ngaliyan naik bus yang mana ya?". "Mau ke Ngaliyan Bu? Ayo nanti sama saya saja, ikut yang arah Cangkiran". Jawabku. "Ini saya mau ketemu anak saya yang sedang Kuliah, katanya ke Ngaliyan. Saya pertama kali naik BRT, tidak tahu harus gini gini (Transit). Belum tahu alamat pastinya dimana".
Seketika itu, aku bergumam dalam hati "Ya Allah, kok tega banget itu anaknya, nyuruh ibunya naik BRT, padahal ibunya udah tua. Kenapa ngga dijemput aja". Ternyata ngga cuma di tv cerita kek gitu ya .

Singkatnya, bus yang ke Cangkiran udah ada, aku bilang "Ayo bu, udah ada bus nya". Dengan penuh semangat ibunya langsung berdiri, kasian sekali, naiknya aja terlihat kesusahan.

Ceritanya udah ada di bus, karna di BRT ada kebijakan tempat duduk prioritas, jadi yang muda muda harus ngalah memberikan tempat duduknya. So, benar, sepanjang perjalanan aku berdiri, sambil melihat ke luar, entah mengapa aku jadi memikirkan, bagaimana jika ibuku yang ada di posisi ibu itu. Bejad sudah aku jadi anak. Aku jadi memikirkan, betapa memang bejadnya aku menjadi anak, kadang kadang terlalu cuek dengan lingkungan sekitar, apalagi keluarga. Sudah jauh, baru terasa. Homesickness yang hakiki. Seketika itu, ga terasa air mataku tiba tiba jatuh. Malu, masa iya, di BRT nangis .
.
Gitu aja sih ceritanya. Intinya, hei aku, kamu, kita, belajar lagi ngehormati orang tua yuk
.
Makasi yang udah mau baca. Muhasabah diri setelah baca ini lebih baik
.
Sampai jumpa di cerita selanjutnya.
Wassalamu'alaikum Warohmatulloh Wabarokaatuh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun