Mohon tunggu...
Yusran Laindi
Yusran Laindi Mohon Tunggu... Aktivis -

X

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam Bukan Kambing Hitam

7 Maret 2018   06:33 Diperbarui: 7 Maret 2018   17:26 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto : jawapos.com

Ketika agama datang di bumi ini, pada dasarnya ia bercita-cita memberi kedamaian bagi umat manusia, baik secara jasmani, rohani, individu ataupun kelompok. Meskipun pemeluknya, terkadang bercita-cita menghalangi cita-cita agamanya.

Jika dilihat akhir-akhir ini, agama begitu menakutkan bagi umat manusia, khusunya agama islam. Dengan hadirnya ISIS dan maraknya isu bela agama atau bela Islam di Negeri ini, membuat masyarakat awam terbodohkan oleh isu yang sengaja dimanipulasi dan diviralkan lewat media sosial, yang tujuannya adalah politik kekuasaan terhadap ekonomi dan ideologi. 

Akhirnya yang terjadi adalah perpecahan umat beragama, mulai dari pemaksaan pendapat politik, agama, dan ideologi. Orang  yang menjadi korban adalah mereka yang kurang informasi dan mungkin tak memahami ajaran islam yang membawa misi kedamaian, kemanusiaan, dan rahmat bagi semesta alam. Akibat dari itu, mereka sangat mudah terpengaruh rayuan gombal di balik topeng ayat agama dan ayat hoaks yang sengaja dibuat untuk perpecahan umat.

Ada beberapa oknum Politisi yang dianggap tak layak jual oleh sebagian rakyat Indonesia, yaitu mereka  yang menamakan diri sebagai partai islam atau pembela islam, namun berambisi merebut kursi kekuasaan politik, ekonomi, dan ideologi. Mereka tak pernah khawatir jika Bangsa ini akan terpecah belah akibat ulah mereka yang mengaku sangat islami, sangat beriman dan sangat membela agama islam. 

Padahal merekalah yang mengambinghitamkan islam lewat skenario bela agama, bela ulama dan bela islam. Jika dilihat dari beberapa rentetan peristiwa, kita bisa mendeteksi siapa sutradara di balik kegaduhan di Negeri ini. Mulai dari kasus saracen, Jonru, dan kasus Muslim Cyber Armi yang gemar menyebarkan hoaks dengan menggunakan kalimat "Islam harus bersatu," "penyerangan terhadap Ulama," "awas PKI sudah bangkit,"  dan masih banyak lagi hoaks yang mereka viralkan. 

Di balik itu semua, kita bisa mencium aroma politik yang akan tampil sebagai pahlawan kesiangan. Penulis secara spontan berpendapat, mereka sudah tak punya prestasi lagi yang dipublikasikan, sehingga ayat ayat Tuhan dan ayat ayat hoaks diviralkan lewat pasukan bot media sosial. Anehnya lagi, Mereka layaknya Panitia Surga, dan sangat gampang mengafirkan orang walaupun seakidah. Sadar atau tidak, bagi penulis mereka telah mengambinghitamkan Islam.

Begitu juga kasus Ahok yang sengaja dipolitisasi oleh oknum yang haus kekuasaan, lewat demo yang berjilid-jilid dengan senjata pamungkasnya, kapak 212 berhasil menyeret Ahok ke dalam jeruji besi. Bagi penulis, aksi 212 tersebut adalah bentuk pengambinghitaman terhadap Islam.

Termasuk juga janji janji oknum Politisi, mereka sering menggunakan ayat ayat Tuhan atau kata "Insya' Allah" untuk merebut simpati dan suara rakyat saat kampanye. Padahal mereka sengaja tak mengutamakan kepentingan rakyat. Entah sadar atau tidak, apa yang mereka lakukan adalah bentuk pengambinghitaman terhadap islam.

"Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan."
(QS at-Taubah [9]: 9).

"Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu sesudah meneguhkannya, sedang kamu sudah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu)."

(QS An-Nahl: 91)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun