Mohon tunggu...
Inovasi

Kehidupan Dunia Kedepannya Menurut Garret Hardin

24 November 2017   01:04 Diperbarui: 30 November 2017   20:49 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The Tragedy of The Commons dalam artikel milik Garret Hardin seorang ahli ekologi yang dia tulis pada tahun 1968, mengatakan bahwa sumber daya alam di dunia akan mengalami sebuah kehancura. Artikel dari Garret Hardin ini ditulis berdasarkan dari esai William Forster Lloyd pada tahun 1833. The Tragedi of The Commons jika dibahasakan Indonesia memiliki arti Kepemilikkan Bersama. 

Commons atau kepemilikkan bersama merujuk untuk sebuah lahan sumber daya alam yang dimiliki oleh seluruh elemen baik masyarakat maupun komunitas. Hal tersebut mengartikan bahwa situasi yang melibatkan sebuah konflik sumber daya antara kepentingan pribadi secara independen dari individu yang bertentangan dengan kepentingan umum seluruh kelompok di mana mereka tinggal. Beberapa individu memanfaatkan sumber daya secara gila-gilaan sesuka mereka, tanpa memikirkan konsekuensi tindakan yang mereka lakukan. Sehingga akan menyebabkan permasalahan akan sumber daya alam bagi orang lain termasuk juga orang yang berada dalam masyarakat atau komunitas yang sama.

Dunia akan mengalami kehancuran disebabkan karena keserakahan manusia dan naluri mereka yang mengutamakan dan ingin memperoleh kepentingan hanya untuk diri mereka sendiri, tanpa memerdulikan kepentingan bersama maupun orang lain. Hardin dalam artikel The Tragedy of The Commons memberikan sebuah contoh, seperti akan halnya ketika penggembala domba mencoba memelihara domba-dombanya di padang rumput yang sangat luas. 

Para penggembala domba tersebut terus menerus menambahkan dombanya untuk mereka pelihara di padang rumput tersebut karena akan menghasilkan keuntungan lebih banyak untuk mereka. Mereka tidak sadar bahwa persediaan rumput tersebut minim atau terbatas. 

Sehingga apabila domba-domba milik penggembala tersebut memakan rumput di padang secara berlebihan, akan mengakibatkan persediaan rumput di ladang tersebut bisa saja habis tanpa sisa sehingga tidak ada lagi persediaan rumput untuk berikutnya. Sama seperti manusia pada zaman sekarang ini, mereka tidak menyadari bahwa semakin hari kebutuhan semakin bertambah dan berbanding terbalik dengan sumber daya alam yang tersedia. Kemudian hal tersebut menyebabkan adanya degradasi sumber daya alam.

Konsep tragedi disini sering dikaitkan dengan pembangunan berkelanjutan, termasuk juga peningkatan jumlah penduduk, penggunaan sumber daya dan lingkungan, pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan ekonomi dan negara, dan lain sebagainya. Hal ini juga berguna dalam memahami sebuah penyebab bencana lingkungan, krisis ekonomi dan sumber daya yang terjadi di seluruh dunia. Semua ini terjadi karena perilaku kolektif masyarakat yang tidak tepat alias kerakusan. 

Kata tragedi juga memiliki arti sebuah penderitaan, bencana atau kemalangan, sedangkan commons memiliki arti kepemilikan bersama. Jika keduanya digabungkan, maka arti dari The Tragedy of The Commons adalah sebuah peristiwa yang dialami bersama dan menyebabkan kemalangan dan penderitaan. Tragedy of Commons dapat terjadi apabila hal yang menjadi kepemilikkan bersama digunakan secara bebas dan tidak bertanggungjawab, serta dapat muncul karena adanya kecenderungan dari setiap orang untuk memaksimalkan keuntungan.

Contoh lainnya bisa terkait dengan polusi karena dapat dibilang bahwa polusi akibat dari The Tragedy of The Commons. Setiap orang, pabrik dan perusahaan dapat dengan mudah membuang limbahnya ke udara. Ketika pemerintah tidak membatasi pembebasan polusi mereka dengan regulasi-regulasi yang ada, mereka akan mendapat keuntungan ekonomis dari pembuangan limbah secara bebas. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk mengatur polusi, sehingga memberikan insentif yang menarik untuk mencegah pencemaran dengan hukuman jika polusi tersebut terjadi.

Hardin memiliki mengutamakan pada masalah ledakan penduduk. Hardin mengatakan bahwa ledakan penduduk akan menyebabkan degradasi sumber daya alam karena sumber daya alam terbatas dan kebutuhan manusia semakin tidak terbatas. The Tragedy of The Commons banyak terjadi di negara-negara berkembang yang masih mengalami ledakan penduduk. Yang memfaktori ledakan penduduk ini adalah pola pikir masyarakat di negara berkembang yang masih sempit dan berorientasi pada kebudayaan. 

Faktor lainnya yaitu pendidikan sangat memengaruhi mindset masyarakat juga. Sementara di negara-negara maju masyarakatnya sudah lebih terbuka terhadap perubahan dan mengutamakan pendidikan sebagai salah satu kebutuhan dasar. Contoh negara yang membatasi jumlah penduduk adalah Cina. Di Cina ada kebijakan untuk setiap rumah tangga untuk memiliki satu anak saja untuk mengantisipasi terjadinya ledakan penduduk.

Seharusnya pemerintah yang memiliki kekuasaan mengenai regulasi mampu menekan laju pertumbuhan penduduk. Hardin menawarkan sebuah solusi berupa kebijakan tentang peraturan jumlah anak yang diperbolehkan. Sebuah peraturan tentu dibarengi dengan sanksi apabila terjadi pelanggaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun