Mohon tunggu...
Inovasi

Analisis Wacana Lingkungan dan Konsep Pembangunan Berkelanjutan Noranda

21 September 2017   14:32 Diperbarui: 21 September 2017   14:40 1616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Brundtland dan Rio menyatakan bahwa dunia akhirnya merasa menghargai bahwa ketika menyangkut lingkungan. Siapapun termasuk juga kita, pasti memiliki suatu pandangan yang sama terkait dengan pentingnya menjaga serta melestarikan lingkungan. Nilai alam dan ekologi sekarang menjadi perhatian non kontroversial (Eder, 1996) serta sebagai akibatnya lingkungan hidup telah menjadi ideologi dominan yang ditemukan di seluruh berbagai lapisan masyarakat. Jika menyangkut dalam dunia usaha, Hawken (1998, hal 376) menyatakan bahwa setiap perusahaan di planet ini mengadopsi praktik lingkungan dan sosial dari perusahaan terbaik, katakanlah seperti Body Shoop, Patagonia dan Ben & Jerry, dunia masih akan bergerak menuju degradasi lingkungan dan kehancuran. Fischer & Hajer, 1999, hal 1 menyatakan bahwa kita semua berada dalam perahu yang sama. Maksud dari pernyataannya tersebut adalah kita semua berada dalam satu lingkungan yang sama, akan tetapi kita semua memiliki tujuan yang masing-masing orang berbeda-beda.

Transformasi environmentalisme selama beberapaa dekade terakhir telah dijelaskan oleh Elkington seorang konsultan (1997, 2004) dan Eder seorang akademisi (1996) terjadi dalam tiga gelombang. Sebagai seorang konsultan dan seorang akademisi, tidak selaras dengan waktu atau deskripsi mereka terhadap tiga gelombang atau fase tetapi mereka menekankan dan menyetujui gagasan bahwa ada pola arecyclical dalam popularitas dan dominasi environmentalisme. Elkington mencakup kerangka 1961-2001 waktu serta menggambarkan gelombang pertama, yang mencapai puncaknya pada Hari Bumi pada tahun 1970, sebagai masa atau waktu ketika ada pemahaman bahwa dampak lingkungan harus dibatasi. Hal ini mengakibatkan pencurahan undang-undang dan sikap defensif dari bisnis. Gelombang kedua puncaknya yaitu pada Hari Bumi tahun 1990 dan membawa serta kesadaran bahwa produksi dan teknologi baru dibutuhkan dan bisnis tersebut yang harus memimpin dan lebih kompetitif di bidang ini. Pada gelombang ketiga pada tahun 1999 (tapi tidak menunjukkan puncaknya sesuai dengan kerangka waktu yang disediakan oleh Elkington), hal ini dipandang sebagai masa atau waktu pengakuan yang berkembang bahwa pembangunan berkelanjutan akan memerlukan perubahan besar dalam perusahaan dan peran pemerintah serta masyarakat sipil.

Awal tahun 1960-an Eder mulai tiga fase di akhir. Dia menggambarkan sebuah fase pertama sebagai fase ketidaklarasan antara ekologi dan ekonomi mencirikan masalah lingkungan. Tahap kedua terjadi ketika pendekatan peraturan yang didominasi atas aksi lingkungan. Tahap ketiga, muncul pada pertengahan tahun 1990an, normalisasi budaya dan keprihatinan terhadap lingkungan serta integrasi terhadap pola pikir ideologis yang mapan. Eder melihat environmentalisme kontemporer sebagai titik balik dalam evolusi budaya modernitas yang dapat mengakibatkan orientasi budaya baru dengan menggantikan ekologi industrialisme sebagai model budaya dasar bagi modernisasi. Kemudian pada tahun 1980-an Eder berpendapat bahwa environmentalisme adalah wacana yang banyak menuai protes sehingga menempatkan lingkungan dalam agenda. Akan tetapi, sejak saat itu, timbul banyak komunikasi lingkungan yang telah dihasilkan oleh berbagai kelompok kepentingan dengan berbagai sudut pandang. Hal tersebut kemudian dapat memunculkan sebuah wacana lingkungan hidup yang berubah menjadi politik ideologi, yang kemudian mengakibatkan komunikasi menjadi media konflik politik dan debat publik yang dapat mengubah budaya politik masyarakat modern. Eder menegaskan bahwa environmentalisme modern dapat dikaitkan dengan hampir semua jenis keyakinan dan ini telah menyebabkan lingkungan yang terintegrasi ke dalam aliran ideologi yang berbeda. Eder juga mengatakan bahwa kepemilikan identitas hijau telah menjadi aset simbolis pusat dalam masyarakat modern. Walaupun tidak menjamin akan adanya perubahan lingkungan apabila perusahan memiliki identitas hijau.

Wacana lingkungan tersebutlah yang saat ini sudah bertransformasi menjadi ideologi lingkungan, karena mengingat kemajemukan komunikasi lingkungan yang ada di tengah masyarakat. Kemajukan komunikasi lingkungan dan dominasi ideologi lingkungan (Winsemius & Guntram, 2002) menciptakan pasar bagi organisasi atau perusahaan untuk menciptakan wacana dimana wacana yang tercipta tersebut akan diuji untuk kekuatan dan legitimasinya. Tentu saja hal tersebut dapat memengaruhi tujuan-tujuan sebuah organisasi atau perusahan yang dimiliki.

Dalam analisis wacana laporan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan dari Noranda ini, membahas isu-isu tentang lingkungan. Noranda memiliki isu-isu lingkungan untuk dikelola serta perusahaan Noranda adalah salah satu perusahaan tambang yang terkenal di Kanada. Perusahaan Noranda juga telah mendapatkan beberapa penghargaan mengenai laporan tahunan dan environmental and sustainable development reports. Premis dasar dalam laporan ini adalah bahwa hubungan pertanggungjawaban perusahaan dan prospek perubahan sosial dibatasi oleh perspektif filosofis yang mendasari pengungkapan dalam laporan perusahaan. Menurut pendapat Eder (1996) bahwa dominasi wacana lingkungan hidup telah dicapai melalui pluralisme moral yang dipandu oleh pragmatik bukan etika. Dalam menganalisis laporan ini, tidak hanya melihat bagaimana Noranda membangun hubungannya dengan alam dan msyarakat akan tetapi juga melihat berbagai filosofi lingkungan yang tertanam dalam laporan. Suatu hal yang mendasar adalah bagaimana hubungan antara tanggungjawab perusahaan dengan perubahan sosial yang terjadi. Disini fokusnya yaitu menjelaskan tentang bagaimana pertumbuhan lingkungan dapat memberi pengaruh pada pembicaraan publik dan membentuk ideologi dominan di dalam masyarakat.

Filosofi lingkungan adalah alat yang digunakan untuk memahami spektrum filosofi yang mendasari wacana lingkungan. Dalam filosofi lingkungan ini juga terdapat dua etika yaitu yang pertama disebut sebagai etika konsekuensial merupakan pandangan untuk menilai tindakan disebut baik atau tidak baik atas dasar manfaat. Sedangkan etika unkonsekuensial pandangan untuk menilai tindakan tersebut baik atau buruk atas dasar cara yang digunakan. Terdapat dua filosofi atau pandangan dunia yang digunakan untuk melihat filosofi lingkungan yaitu sudut pandang antroposentris atau terpusat pada manusia dan sudut pandang ekosentris atau berpusat pada bumi (Attfield, 2003; Purser et al., 1995). Antroposentris ini berhubungan dengan sikap para kapitalis yang didasarkan pada ekonomi neo klasik yang lebih mengutamakan kepentingan individu daripada kebutuhan kolektif atau masyarakat. Dengan memiliki sikap seperti itu akan membuat sebuah perusahaan atau organisasi memiliki kekuatan pasar untuk dapat berjuang secara kompetitif. Pada sudut pandang antroposentris, lingkungan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran manusia. Dalam dua sudut pandang tersebut terdapat tujuh klasifikasi yang digambarkan oleh Gray (1996) untuk menjelaskan hubungan yang terjadi di dalam suatu organisasi masyarakat, sebagai berikut:

* Kapitalis Murni

Suatu pandangan dimana profit yang diutamakan sebesar-besarnya untuk pemodal. Pandangan dominan akutansi dan keuangan di mana satu-satunya tanggung jawab perusahaan adalah untuk menghasilkan uang untuk pemegang saham.

*Expedients

Masyarakat dengan pandangan jangka panjang yang menyadari bahwa kesejahteraan ekonomi dan stabilitas hanya dapat dicapai dengan penerimaan tanggung jawab sosial tertentu. Ada sebuah tanggung jawab yang dilakukan dan diberikan oleh perusahaan.

*Pendukung Kontrak Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun