Mohon tunggu...
Yusfrian Sneijder Mantong
Yusfrian Sneijder Mantong Mohon Tunggu... Freelancer - Mencoba Menjadi Penulis

dalam pencarian jati diri jodoh dan pekerjaan tetap instagram: @ianmantong

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Conte Bukan yang Pertama

23 Juni 2019   01:59 Diperbarui: 23 Juni 2019   02:08 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antonio Conte © CFC

Tiga pekan lalu Antonio Conte secara resmi diumumkan sebagai pelatih baru Inter Milan menggantikan Luciano Spaletti. Rasa optimisme tinggi pun datang dari para Interisti (julukan fans Inter) kepada Conte, mereka berharap Inter Milan bisa memutus dahaga gelar di Serie A yang dalam delapan musim terakhir dikuasai Juventus.

Sebelum diumumkan secara resmi, isu bakal merapatnya Antonio Conte sebagai pelatih di Inter Milan sempat membuat kapten Juventus Giorgio Chiellini geram, dia tak berharap Conte bakal melatih di klub yang merupakan musuh bebuyutan Si Nyonya Tua itu, para Juventini (julukan fans Juventus) pun meminta pihak klub untuk mengahapus nama Conte dalam sejarah kesuksesan Juventus. Wajar saja bersama dengan Juventus Contemempersembahkan 3 gelar serie A bagi Si Nyonya Tua.

Tapi Conte bukanlah pelatih pertama yang "berkhianat" dan menjadi pelatih klub rival. Setidaknya ada tiga pelatih sebelum Conte yang melakukan itu mereka adalah Giovanni Trapattoni, Marcello Lippi dan Claudio Ranieri, tapi nama terakhir tidak akan jadi poin dari tulisan ini.

Giovanni Trapattoni menjadi pelatih Juventus selama sepuluh musim sejak musim 1976-1986, dalam sepuluh musim itu Juventus menjadi penguasa Italia, bukan cuma di Italia di kompetisi eropa Mr. Trapp dua kali membawa Juventus menembus final dimana satu diantaranya menjadi juara tepatnya di musim 1984-1985. 

Sukses bersama Juventus membuat Inter Milan menggaetnya menjadi pelatih, sayangnya dia gagal mengulang prestasi di klub sebelumnya, selama lima musim dari 1986-1991 bersama Inter, Mr. Trapp hanya mempersembahkan satu gelar liga Italia dan satu gelar Piala UEFA.

Begitupun dengan Marcello Lippi, saat menukangi Juventus selama lima musim dari 1994-1999, Lippi sukses mempersembahkan tiga trofi scudetto dan satu gelar Liga Champions. Bahkan Juventus dibawanya menembus final ajang tersebut tiga musim secara beruntun. 

Tapi saat menjadi pelatih Inter, Lippi dianggap gagal dimana dia hanya bisa bertahan di Appiano Gentile selama semusim dan tak memberikan gelar apapun padahal pada saat itu Inter berisikan pemain pemain kelas dunia semisal Roberto Baggio, Ronaldo dan Youri Djorkaeff.

FORMASI TIGA BEK

Selain ketidak beruntungan Inter saat menggaet mantan pelatih klub rival, Inter juga dibayangi ketidak cocokan dengan pelatih yang menerapkan formasi dengan tiga pemain bertahan. Dan seperti diketahui bahwa Conte adalah salah satu pelatih yang menerapkan formasi tersebut.

Ada beberapa pelatih yang pernah membesut Inter Milan yang merupakan pelatih pelatih yang menerapkan formasi yang hampir sama dengan Conte dan gagal bersama Si Biru Hitam.

Nama Alberto Zaccheroni menjadi orang pertama yang memulainya, di musim 2003-2004 menggantikan Hector Cuper yang dipecat di awal musim, Zacch hanya mampu membuat Inter finish di urutan keempat serie A, dan di ajang Liga Champions Inter bahkan gagal lolos dari babak grup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun