Mohon tunggu...
Yurinus Lede Radja
Yurinus Lede Radja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa

hobby saya bermain sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa di Nusa Tenggara Timur (NTT) Masih Banyak Anak yang Mengalami Kasus Gizi Buruk?

16 Mei 2022   16:41 Diperbarui: 16 Mei 2022   16:57 1432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gizi merupakan faktor yang sangat penting dan menjadi salah satu penentu utama kualitas sumber daya manusia dan kebutuhan gizi berlangsung dalam seluruh siklus kehidupan manusia, terutama pada masa-masa awal pertumbuhannya.

 Peranan zat gizi pada masa awal kehidupan manusia memegang peranan yang sangat penting karena akan menentukan kualitasnya sebagai sumberdaya manusia pada masa yang akan datang, terutama kualitas inteligensianya. Hal ini terkait dengan pertumbuhan otak yang hanya berlangsung pada usia janin hingga usia balita dan setelah itu pertumbuhan otak hampir tidak terjadi lagi . 

Optimal tidaknya pertumbuhan otak ini sangat tergantung dari kecukupan asupan gizinya. bahwa kecukupan gizi pada masa balita dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan otak dan pertumbuhan intelegensia. 

Jika pada masa balita tidak terjadi gangguan pertumbuhan akibat kekurangan asupan gizi maka balita tersebut akan tumbuh menjadi calon sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi, tetapi sebaliknya jika pada masa balita sering terjadi kekurangan asupan zat gizi maka akan terjadi degradasi kualitas sumber daya manusia dan bahkan pada gangguan gizi berat akan menyebabkan calon sumberdaya manusia tersebut menjadi idiot yang justru akan menjadi beban pembangunan.

 Namun sayangnya permasalahan gizi pada balita di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menjadi momok yang selalu menghantui masyarakat Terutama yang tinggal di daerah beriklim kering.

Berikut Merupakan Penyebab-Penyebab Masih Terjadinya Gizi Buruk Di Nusa Tenggara Timur (NTT) :

Gizi buruk pada daerah NTT Di Sebabkan karena kekurangan Pangan Dan air bersih terutama di daerah yang curah hujannya Sedikit serta daerah pegunungan .Pola konsumsi pangan masyarakat lahan kering sangat tergantung dari jenis tanaman pangan yang di dibudidayakan, karena jenis pangan yang dikonsumsi hampir seluruhnya diperoleh dari kegiatan bercocok tanam rumah tangga. 

Jenis pangan pokok yang dikonsumsi pada umumnya adalah kombinasi antara jagung dan beras. Pada awal musim panen, jenis pangan pokok yang dikonsumsi masyarakat adalah jagung dan beras. Pada saat persediaan hasil panen semakin menipis, maka pola pangan pokoknya mulai bergeser ke arah beras yang diperoleh dengan jalan membeli. 

Pada musim kemarau, masyarakat juga mengkonsumsi singkong sebagai pangan pokok subtitusi karena pada saat tersebut ketersediaan hasil panen jagung sudah semakin menipis dan rumahtangga tidak memiliki cukup uang untuk membeli pangan pokok beras. 

Kurangnya Ketersediaan Air Bersih Akibat Rendahnya Curah Hujan di daerah Pegunungan Warga NTT memiliki akses terhadap sumber air yang Berkurang . hal ini hanya merujuk pada ketersediaan sumber air dan belum memenuhi hak dasar lain seperti standar layanan yang baik dengan adanya saluran pipa dan keterjangkauan harga air bagi penduduk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun