Belum lagi peristiwa beberapa tahun terakhir yang mengancam kebangkrutan; Ryan Air, perusahaan penerbangan Irlandia; antara lain karena pengusaha/pemilik dan direksi tidak waspada dan tidak cepat bertindak ketika risiko yang dihadapi perusahaan tidak segera ditanggapi.
Maka Be Prepared, siap menghadapi, apapun dalam menjalankan kemudi secara harafiah, maupun kemudi perusahaan menjadi "tanggap darurat nomor satu" .
2. Be Available. Dalam pengertian "selalu tampil, tidak "ngeles" tidak menghindar.
Pemilik perusahaan, investor, pucuk pimpinan, direksi diwajibkan "tampil". Tampil bukan untuk "nampang", tampil bukan untuk menyombongkan diri; namun tampil sebagai pimpinan perusahaan yang bertanggung jawab.
Contoh diatas: PT KCI menugaskan VP Communications tampil di interview bagi khalayak TV channel mayor. Siapa yang tampil tidak perlu harus pemilik perusahaan "in person", karena perusahaan/instansi yang profesional sudah siap dan melatih manajer/petugas senior sebagai ahli menghadapi krisis, biasanya ditangani oleh Divisi Komunikasi.
Ketika terjadi kebakaran di Kantor Polda Jawa Tengah di Semarang, beberapa tahun silam, segera tampil diineteriw oleh media: Kapala Divisi Komunikasi, tidak perlu Bapak Kapolda pribadi harus dimunculkan.
Tentu saja jika bobot keamanan terancam berat/serius, Bapak Kapolda akan tampil. Sering terjadi musibah/kecelakaan kereta api; bila itu terjadi dekat dengan wilayah daerah operasinya, seorang petugas komunikasi dari DAOP stasiun terdekat dengan cepat dan jelas memberitakan kepada wartawan media.
Studi kasus dari Kepolisian, Commuter Line di Jakarta dan PT KAI menjadi acuan contoh yang baik dalam Manajemen Krisis berbasis Ilmu Komunikasi.
3. Be Credible. Bertanggungjawablah, agar dapat dipercaya, menjunjung kredibilitas.
Point ke 3 ini merupakan kilas balik contoh studi kasus jelek - mohon tidak ditiru.
Terjadinya pencemaran nama baik bahkan tuntutan berlarut-larut atas  terbakarnya pabrik pestisida di Bhopal, India, Desember 1984; ketika itu masih "zaman dahulu" dengan kertbatasan jaringan telekomunikasi dan pengetahuan Manajemen Krisis masih minim, maka tidak ada yang tampil sebagai yang bertanggungjawab.