Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nelson Mandela: Saya Tidak Berani Berhenti sebab Perjalananku Belum Selesai

9 Agustus 2018   20:33 Diperbarui: 11 Agustus 2018   11:18 1289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.quora.com

Apakah Anda pernah mencapai "bukit tertinggi" dalam hidup Anda? Harusnya Anda pernah mencapainya, bukit bahkan mungkin saja gunung tertinggi. 

Sangat mungkin banyak orang tidak menyadari capaiannya itu. Sebab, sesungguhnya, setiap orang pasti pernah mencapai bukit tertinggi dalam perjalanan kehidupannya. 

Yang membedakan antara satu orang dengan orang lain adalah "bentuk dan tingginya bukit" yang dicapai itu. Perbedaan lainnya adalah tingkat pemahaman capaian itu.  Kesadaran dan pemahaman bahwa sebetulnya dia telah mencapai bukit tertingginya, bahkan bisa berkali-kali mencapainya.

Apabila Anda behenti sejenak. Lalu mulai merenungkan perjalanan hidup Anda hingga kini. Dan pertanyakan, apa saja capaian yang sudah dilewati selama ini. 

Saat Anda betul jujur pada diri sendiri, saya pastikan, bahwa Anda akan kagum akan capaian yang sudah dilewati selama ini. Lihat ! ada banyak bukit yang sudah didaki dan dilewati. Bukitnya pun semakin tinggi dari waktu ke waktu. Dan ternyata, capaian Anda sungguh luar biasa.

Jangan menunggu orang lain mengagumi capaian bukit-bukit Anda. Andalah yang merayakan capaian itu. Dengan memberikan penghargaan pada diri Anda sendiri, dan mengakui bahwa Anda sesungguhnya hebat dan luar biasa.

Sebab, secara jujur pahami dan akui bahwa hidup itu akumulasi perjalanan yang sudah dilewati. Akumulasi bukit-bukit yang sudah dilalui, sehingga hidup Anda sesungguhnya sebuah gunung besar, dan besar hingga akhir perjalanan Anda.

ilustrasi. (goalcast.com)
ilustrasi. (goalcast.com)
Rasakan perbedaan sikap jujur Anda pada capaian yang sudah dilewati. Bagi banyak orang yang tidak menyadarinya, maka hidupnya tidaklah pernah mencapai batas tujuannya, karena terperangkap pada tujuan semu yang sesungguhnya tidak pernah akan ada. 

Tujuan semu itu adalah mencapai dan mendaki bukit gunung yang besar. Sebab, gunung yang besar itu tidak ada, karena gunung yang besar itu sesungguhny, akumulasi dari bukit-bukit kecil yang di lewati sepanjang hidup.

Orang yang tidak menyadari capaiannya tidak pernah bersyukur sepanjang perjalanan hidupnya. Tetapi orang yang menyadarinya, akan terus merayakan capaian pada bukit-bukti kecil yang terus di capai setiap hari.

Hidup yang benar itu hidup yang dirayakan. Hidup yang dirayakan itu, wujud hidup bersyukur. Artinya sekecil apapun capaian bukitnya, harus dirayakan dan disyukuri. Sebab dengan demikian, maka hidup Anda akan menjadi rangkaian perjalanan perayaan kehidupan atas capaian-capaian bukit-bukit kehidupan itu.

Seorang tokoh besar dunia, bernama Nelson Mandela pernah mencapai bukit tertinggi dalam perjalanan kehidupannya. Apa yang dilakukan oleh Nelson Mandela dan bagaimana sikapnya?. Dan dia berkata:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun