Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa yang Dungu, UI atau Rocky Gerung?

24 April 2018   11:08 Diperbarui: 24 April 2018   11:39 3640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
makassar.terkini.id

Kali ini Rocky Gerung berkicau bahwa  "UI Dungu".  Dari lamannya tirto.id bisa dibaca "Kicauan Rocky berisi lima poin: "1. Saya tak melamar. Justru UI yg minta saya ngajar. 2. Tak pernah UI beri surat berhenti. Saya yang nolak ngajar Mengapa? 3. Karena filsafat UI dipimpin oleh prof yg tak paham secuil apapun filsafat. Ajaib? Silahkan cek. Dungu juga UI."

Sebagai seorang dosen, agak kewalahan juga mendengar pertanyaan dan pendapat mahasiswa saya tentang kicauan Rocky Gerung (RG) bahwa "Universitas Indonesia itu dungu". Dan ini menjadi diskusi hangat di dalam ruang ruang perkuliahan.

Terlepas dari apapun alasan ungkapan dari RG tentang UI dungu, menjadi persoalan karena diungkapan oleh seseorang yang memiliki profesi mulia, yaitu Dosen. Bahkan bukan sembarang dosen pula, yaitu dosen filsafat. Bukan dosen baru atau anak baru mulai mengajar di universitas, tetapi seorang dosen yang sudah senior, bahkan senior banget. Bahkan mungkin "selevel dengan guru besar".

Rasanya tidak terbayangkan bagaimana seorang dosen menggunakan kata-kata "dungu", "bodoh", idiot" atau semacamnya untuk memberikan penilaian terhadap sebuah hal atau kasus. Ini tentu sangat tidak pantas adanya, mengingat "profesi dosen" itu menjadi representasi dan terceminan semua hal baik, bagus, ideal, sopan,teladan panutan, model, dicontoh, diikuti, bahkan menjadi referensi para mahasiswanya. Sehingga agak sulit menerima dengan "akal sehat" kalau seorang dosen sekaliber RG menggunakan kata-kata dungu untuk menilai sesuatu yang menurut dia tidak sejalan dengan yang benar.

Didepan mahasiswa, saya mengajak mereka memberikan penilaian dalam kontek dunia akademik, dan bertanya kepada mahasiswa menurut kalian yang dungu itu sebetulnya siapa ? UI atau RG ? Respons mahasiswa sangata menarik, karena mereka menelaah dengan berbagai argumentasi yang sangat kritis. Tetapi, sebagian besar cenderung menilai bahwa "yang dungu itu bukan UI tetapi RG".

Mahasiswa sangat keberatan dengan seorang dosen menggunakan kata-kata "dungu" untuk menilai  lembaga akademis yang punya reputasi seperti UI. Dan dianggap tidak cocok sebagai seorang pengajar atau dosen, karena dosen tidak saja hanya kepakaran keilmuannya tetapi lebih lagi pada kepribadian dan karakter yang bisa menjadi motivasi dan inspirasi bagi semangat belajar mahasiswa. Kehadiran dosen seperti itu dalam komunitas kampus lebih banyak merugikannya daripada menguntungkannya.

Pertanyaannya adalah apakah ini menjadi kebiasaan RG dalam menilai segala sesuatu, yaitu menggunakan kata-kata yang tidak pantas atau tidak etis ? Ini tentu lebih menarik. 

Dilihat dari sisi perilaku, nampaknya ini bukan mendadak atau muncul seketika saja. Tetapi, sesungguhnya ini cerminan pola perilaku seseorang yang sudah terbentuk dalam jangka waktu yang lama. Mungkin boleh disebut juga sebagai "karakter dasar" yang  dimilikinya. Dan sebagai karakter dasar tentu saja ini tidak mudah untuk berubah seketika.

Dan dipastikan kebiasaan seperti ini akan terus berlanjut, terutama ketika yang bersangkutan memiliki kepercayaan diri yang luar biasa. Dan tentu saja dia mengganggap paling benar sendiri. Akibatnya memang seseorang menjadi tidak humble, tetapi sombong -- arogan dan merasa dunia ini dialah yang paling faham dan mengerti sementara orang lain semua "dungu", bodoh dan idiot. Kalau begitu, yang dungu siapa sesungguhnya ? UI atau RG. Salam akademis !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun