Mohon tunggu...
Bachtiar Yunizel
Bachtiar Yunizel Mohon Tunggu... Administrasi - Sales Communication Coach

Founder Citra Reksa Tama Education & Business Event, Sales Communication Coach, Trainer lapangan para penjual Sang pembelajar menulis sejak 1993

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kok Cuman LGBT?

27 Desember 2017   10:42 Diperbarui: 27 Desember 2017   10:44 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perdebatan mengenai LGBT belakangan ini mengemuka,  seiring penggiat dan peminat nya sedang berusaha untuk menjadikan LGBT menjadi suatu yang legal dalan tataran hukum positif maupun  norma masyarakat Indonesia.

Dalam konteks norma,  hubungan seks sejenis dipastikan tidak akan pernah bisa hidup dan berkembang di Indonesia. Asumsi ini diyakini karena sangat tidak mungkin ada agama yang nota bene adalah Ajaran Tuhan kepada manusia membenarkan hubungan sejenis.  Jika ada agama yang membiarkan atau membolehkan hubungan sejenis,  saya meyakini bahwa ajaran agama tersebut bukanlah dari Tuhan.

Dalam perspektif yang sedikit berbeda,  saya ingin berusaha memahami bahwa jika disorientasi seks yakni seks sejenis yang sedang diperjuangkan sekelompok orang saat ini adalah sebuah kebenaran,  dan itu menegasikan bahwa orientasi seks manusia  hanyalah seks beda kelamin sesama manusia,  pemikiran ini pada saatnya akan sampai kepada kesimpulan bahwa hubungan seks dengan siapa saja atau apa saja adalah suatu kebenaran yang patut juga di perjuangkan.

Ada pemikiran yang mengemuka dikalangan penggiat LGBT bahwa negara tidak mesti mengatur dengan siapa seseorang melakukan hubungan seks,  maka negara atau norma apapun harus juga membenarkan hubungan seks dengan  hewan,  besi,  kayu bahkan boneka yang saat ini berkembang di beberapa negara dunia

Pemikiran seorang mantan presenter Tv yang memungkinkan LGBT memiliki keturunan dengan menyewa rahim orang lain,  maka teknologi juga harus bergerak untuk memikirkan bahwa rahim siapa saja atau apa saja termasuk rahim hewan sekalipun harus juga bisa digunakan untuk membantu peminat LGBT memiliki keturunan. 

Jika kita berfikir dalam konteks kebangsaan,  kebebasan yang akan mengancam kehidupan peradaban bangsa dalam jangka panjang juga mesti diberangus.  

Pemikiran kebebasan untuk berhubungan seks dengan siapa saja dan apa saja dengan segala variannya akan berhubungan dengan kualitas manusia yang akan  melanjutkan sejarah peradaban manusia dan bangsa di masa depan. Sebab sangat boleh jadi akan ada calon Presiden Republik ini yang ayah ibu sejenis dan dia lahir dari rahim seekor sapi misal nya. Apakah manusia jenis ini akan mampu membawa Bangsa ini menuju peradaban kemanusiaan?. 

Segala pemikiran yang akan merusak peradaban kemanusiaan bangsa ini di masa depan harus segara di hentikan, jika kita masih mencintai bangsa ini dan masih meyakini bahwa NKRI harga mati bukan hanya sebuah slogan.  

Demi sebuah peradaban bangsa yang bernama Indonesia di masa depan, maka segala bentuk upaya merusak potensi bangsa masa depan harus di hentikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun