Pada beberapa tahun terakhir ada beberapa usaha yang anti mainstream, salah satunya yang sangat digemari anak muda saat ini ialah bisnis thrift shop. Bisnis thrift menjadi salah satu usaha masa kini yang tidak membutuhkan modal yang besar, cukup dengan menggunakan platform online dan mampu menghasilkan keuntungan yang relatif besar. Bisnis thrift mulai dikenal sejak tahun 2013, saat dimana perdagangan barang bekas ramai masuk di Indonesia.
Kalau dulu pembelian barang bekas dipandang sebelah mata bagi beberapa orang. Namun kini thrifting mulai diminati oleh berbagai kalangan kelas ekonomi tergantung dari kondisi hingga value produk thrift tersebut.
Arti kata thrift merupakan penghematan atau cara mengatur penggunaan uang agar tidak mengeluarkan biaya lebih. Istilah thrift merupakan salah satu aktivitas membeli barang dengan harga yang lebih murah karena barang yang dibeli ialah barang bekas. Sedangkan bisnis thrift shop adalah usaha menjual barang-barang bekas atau reject dari pabrik luar maupun dalam negeri. Biasanya toko barang bekas menjual berbagai macam pakaian bekas, tas, sepatu, aksesoris, furnitur dan barang rumah tangga lainnya dengan harga diskon atau jauh dari harga awal pembelian barang tersebut.
Alasan memilih bisnis thrift
Menjual produk bekas seperti ini menarik minat usia produktif terutama bagi para remaja yang cenderung mendominasi perilaku konsumtif. Disisi lain dapat juga pemjadi tambahan penghasilan untuk sehari-hari bagi yang ingin memulai usaha kecil-kecilan. Ada beberapa alasan mengapa memilih bisnis thrift shop, sebagai berikut :
1. Minim Modal
Umumnya produk pakaian bekas impor dengan brand premium yang biasanya ada pada thrift shop di jual dengan harga kisaran Rp25.000-Rp150.000. di toko thrift store juga bisa didapatkan pakaian per bal/karung dengan kisaran harga 1-5 juta yang di dalam 1 karung baju bekas tersebut relatif berisi sekitar 100-150 pakaian yang terdiri dari berbagai brand dan model.
2. Keuntungan Relatif Besar
Dengan modal yang tidak terlalu besar sekitar Rp.1.300.000 juta saat membeli per bal/karung yang berisi kurang lebih 100 pakaian dan dijual dengan harga Rp25.000/ item maka mendapatkan keuntungan hampir 90% dari modal awal.
3. Banyak Peminat
Pada tahun 2017 lalu JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia) melakukan riset terkait dengan perilaku konsumtif yang rawan dialami oleh usia remaja yang di akibatkan sebagai masa transisi mereka dari usia anak-anak menuju masa dewasa, dimana yang diketahui bahwa Indonesia memiliki penduduk yang jumlah usia produktif terbanyak, dimana usia produktif tersebut cenderung memiliki tingkat konsumtif yang terbilang tinggi terlebih dalam dunia fashion.