Mohon tunggu...
Yunita Devika Damayanti
Yunita Devika Damayanti Mohon Tunggu... Jurnalis - Football, Music, Books, Foods.

Pelajar paruh waktu yang mencintai sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Derby Manchester Tak Ubahnya Seperti Duel antara Dua Tim Pesakitan

13 Desember 2020   14:27 Diperbarui: 13 Desember 2020   14:38 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram @mancity

Dini hari waktu Indonesia menjadi dilema bagi dua pendukung klub Manchester. Antara ingin melanjutkan menonton siaran langsung pertandingan atau memilih tidur untuk merajut mimpi indahnya. Jika saja mereka dikaruniai penglihatan masa depan, opsi kedua tentunya adalah pilihan yang tepat. Tidur. Nggak usah nonton.

Beberapa hari menjelang laga dimulai, media sudah beramai-ramai memberikan terkait kondisi kedua tim. Manchester merah yang masih dirundung duka karena gagal melaju di Liga Champions, sampai sang adik tiri tersayang yang sedang oleng di liga lokal musim ini.

Bertemunya dua tim tentu membawa banyak ekspektasi besar bagi penggiat berita untuk menambah pundi-pundi cuan mereka. Termasuk saya. Namun, harapan tinggal harapan semu. Kedua tim tidak bermain layaknya pertandingan derby yang sarat akan intensitas panas.

Bruno Fernandes, si playmaker kesayangan seluruh penggemar MU sudah terlebih dahulu memberikan psy war sebelum kick-off. Dia menuturkan jika kemenangan timnya dalam derby ini akan menjadi poin penting untuk meraih titel juara Liga Inggris. Lah?! Memang klean yakin bisa juara? Ah, masa?!

Rupanya gengs, Bruno ini nggak asal ngomong macem si Mino Raiola yang suka koar-koar. Dia bilang begitu karena jika saja MU berhasil memenangkan laga semalam, akan membawa mereka ke klasemen lima besar. Belum ditambah satu tabungan laga yang belum dimainkan. Bukan tidak mungkin mereka masih punya peluang juara.

Memang, pernyataan Bruno ini sangat ambigu. Seolah dia tidak sadar dengan performa timnya yang masih ambyar nggak karuan. Kalau bukan karena dirinya yang menjadi pionir bangkitnya mental dan permainan MU, entah bagaimana nasib MU saat ini.

Seperti umumnya laga derby, selalu ada saling lempar argumen untuk memanaskan suasana. Kevin De Bruyne, otak permainan dari The Cityzen, masih belum move on dari tiga kekalahan timnya kala menghadapi MU musim lalu.

Jadi, sebenarnya si Kevin ini pengen bales dendam sama MU. Karena musim kemarin total ada empat perjumpaan antara City dan United, dimana tiga diantaranya dimenangkan oleh United. Emang paten sekali Mang Ole ini kalo ketemu sama Om Pep.

Antara Bruno dan Kevin juga seringkali dibandingkan oleh beberapa media terkait skill dan peran mereka dalam mengawal tim-nya. Jujur saja, saya juga dulu sempat bermimpi ingin MU mempunyai playmaker sebrilian Kevin De Bruyne, hingga akhirnya Bruno Fernandes datang untuk mewujudkannya. Dream come true, Bos.

Bruno Fernandes yang belum genap setahun didatangkan oleh United sudah berkali-kali menjadi penyelamat tim kampret itu dengan gosok voucher dan skill dia tentunya. Sampai tulisan ini diterbitkan, Bruno sudah mencatatkan 23 gol dan 14 assist. Dimana dampaknya bisa membawa MU finish di peringkat tiga, semifinal FA Cup dan Europa League musim lalu, juga menjauhkan MU dari zona degradasi di musim ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun