Mohon tunggu...
Yuni saroh
Yuni saroh Mohon Tunggu... Jurnalis - mahasiswi

yuni saroh, mahasiswi ilmu komunikasi jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Kampung Batik Kota Tangerang

5 April 2020   22:55 Diperbarui: 5 April 2020   23:04 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai upaya melibatkan masyarakat dalam pembangunan, Pemerintah Kota Tangerang menata sejumlah kampung menjadi kampung tematik, salah satunya adalah Kampung Batik ini. berlokasi di Jalan Mayang II Rt.002 Rw011, Kelurahan Larangan Selatan, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten. Rabu (25/20)

Kampung batik ini terbentuk dari program PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat). Awal mula nama dari Kampung Batik ini bermula dari salah satu warganya berperan sebagai Asesor Batik yaitu Budi Darmansyah. Selain sebagai Asesor Batik Budi merupakan Ketua RT di Wilayah Komplek Kembang Mayang ini, dengan kemampuannya dalam bidang membantik ia mengajak warganya untuk membuat berbagai mural Batik di sekitaran tembok rumah warganya.

Kampung Batik ini bersifat Edukasi dimana Kampung ini dibuat untuk mengajak para Ibu-Ibu yang sudah tidak lagi berkerja untuk belajar membatik. Namun Hal ini pun sangat mendapatkan respon positif dari warganya, akhirnaya tak hanya para Ibu Rumah Tangga Kampung ini juga mengedukasikan kepada anak-anak, selain untuk belajar cara membatik anak-anak tersebut juga bisa mengetahui budaya melalui batik tersebut.

"pembatik dikampung ini sekitar 12 0rang dan yang aktif ikut membatik 8 orang. Dan dari 12 orang itu sudah ada yang mendapatkan sertifikat profesi pembatik, dimana sertifikat itu dikeluarkan oleh Negara tepatnya oleh pihak BNSP (badan nasional sertifikasi profesi) jadi, artinya pembatik yang ada disini sudah diuji dan kompeten untuk melakukan kegiatan membatik" ucap farah sebagi kordinator batik.

Kegiatan membatik ini dilakukan setiap hari Senin, Rabu, Kamis dan Jumat pada pukul 10.00 sampai pukul 16.00. Adapun hal yang disayangkan adalah Kampung Batik ini belum mendapatkan bantuan dari pemerintah, mereka para pembatik hanya menggunakan tempat yang ada atau menyewa Posyandu untuk melakukan kegiatannya. Selain tempat mereka juga belum mendapat bantuan dari segi batik contohnya, kain, malam, cantink dan lain-lain. Maka dari itu mereka mengeluarkan uang pribadi mereka untuk melakukan kegiatan pembatikan ini.

Untuk memberikan edukasi lebih jauh kepada masyarakat akhirnya salah satu dari pembatik tersebut mendirikan sebuah sanggar, hal ini bertujuan untuk mengedukasi dan mengajarkan bagaimana cara melestarikan batik kepada masyarakat. Dimana sudah hampr 500 orang yang ikut belajar membatik di Kampung Batik tersebut. tidak hanya belajar di sanggar mereka juga datang ke berbagai sekolah untuk mengajarkan membatik.

Dalam belajar membatik dikenakan tarif untuk anak-anak dengan kain ukuran 30x30 berkisaran Rp.75.000, dan untuk orang dewasa dengan ukuran 30x1 meter berkisaran Rp250.000, mereka diajarkan mulai dari proses awal yaitu pembuatan pola batik, nyanting, pewarnaan, sampe proses terakhir. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun