Tanggung Jawab Kaum Intelektual dan Wajah Organisasi Farmasi

A. Tanggung Jawab Kaum Intelektual

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Yulniangsi biasa dipanggil Yuning dari Gb 1 . Saat ini saya akan menyampaikan hasil rekapan mateti tentang Tanggung Jawab Kaum Intelektual yang disampaikan oleh Kakak Bobby Sugara yang merupakan alumni Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin yang sekaligus sebagai  Presiden BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) atau bisa disingkat Presbem Kemafar (Keluarga Mahasiswa Fakultas Farmasi) periode tahun 2016 - 2017. Dimana materi ini disampaikan senagai sosialisasi dalam pengkaderan calon kader - kader Keluarga Mahasiswa Fakultas Farmasi yang di sampaikan pada hari Minggu pagi pada tanggal 23 Desember 2018. 

Meskipun kakak Bobby Sugara ini sudah lulus dari Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, namun kakak Bobby masih sering sekali - kali berkunjung ke BEM Kemafar selaku mantan Presiden BEM dan juga karna kakak merupakan seorang farmasis yang melanjutkan pendidikan Apotekernya di Universitas Hasanuddin yang bertempat di Fakultas Farmasi.

Taukah Anda apa itu Tanggung jawab? 

Jika Anda hanya berpendapat bahwa tanggung jawab itu hanyalah sebatas balasan atau hukuman yang sering di tujukan pada seseorang ataupun sekelompok orang yang berbuat  sebuah kesalahan atau melakukan sesuatu yang menimbulkan masalah maka Anda salah. 

Pikiran Anda hanya terpaut pada apa yang anda sering lihat dan dengar, anda tidak berfikir tentang definisi sebenarnya dari kata tanggung jawab itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab berarti berkewajiban memikul segala sesuatu dan menanggung jawab atas akibat dari apa yang telah di lakukan, amanahkan, dilihat dan didengar atau dialami, dan lainnya. 

Tanggung jawab juga dapat berupa tanggal jawab moral sebagau  Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab dapat didefinisikan sebagai suatu imbas bakik atas apa yang telah dikerjakan.

Sementara kaum intelektual sendiri juga tidak hanya merupakan orang - orang yang menempuh pendidudjan iru disebut kaum intelektual karena Kaum Intelektual utu memiliki ciri berfikir kritis dan politis sebagai seorang yang akan berfrofesi mengabdikannkk  pada masyarakat. 

Hal inilah yang menyebabkan tidak semua mahasiswa dapat dikatakan sebagai kaum intelektual karena tidak semua mahasiswa menggunakan akalnya untuk berpikir kritis dan politis demi masyarakat di sekitarnya, atau mahasiswa yang berpinir ssperti itu hanya untuk mengejar nilai akademik. Juga sebaliknya orang biasa pun yang tidak menempuh pendidikan baik itu si sekolah sepeeti SD, SMP, ataupun SMA juga universitas, asal dia merupakan seorang intelek dan mampu memgabdikan dirinya kepada masyarakat.

Mahasiswa sebagai kaum intelektual menjadi penyambung mulut, penyalur aspirasi rakyat pada pemerintah, mahasiswa yang akan beegerak jika rakyat mengalami kesulutas, mahasiswa yang akan membantu jika rakyat dizholimi oleh pemerintah ataupun pemeeintah yang menggunakan kekuasaannya secara semena - mena. Piramida penempatan mahasiswa diantara masyarakat dan pemerintah ini masuk dalam piramida Tri Darma Perguruan Tinggi yang ke tiga yaitu pengabdian masyarakat. Tri Darma Perguruan Tinggi ini membahas mengenai keaajiban setiap mahasiswa dan seluruh warga perguruan tinggi untuk melakukan :

1. Pendeknya dan Pengajaran. Pendidikan dan Pengajaran ini sendiri jelas telah dilakukan baim oleh mahasiswa maupun dosen.