Mohon tunggu...
Yuniandono Achmad
Yuniandono Achmad Mohon Tunggu... Dosen - Dreams dan Dare (to) Die

Cita-cita dan harapan, itu yang membuat hidup sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Konsep Ketahanan Kesehatan Nasional di Tengah Pandemi

10 Mei 2020   12:44 Diperbarui: 10 Mei 2020   12:52 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar https://nasional.kompas.com

Saat ini penyakit pandemi yang diakibatkan oleh corona virus disease atau Covid19 melanda semua Negara. Maka diperlukan keterlibatan lintas Negara, tidak hanya pemerintah suatu Negara saja. Lembaga semacam PBB --melalui WHO- sangat diminta kontribusi penuhnya untuk mengatasi penyakit ini. Kita perlu inisiatif dan perlu respon masyarakat global terhadap kemungkinan munculnya berbagai jenis penyakit baru dan pandemi yang lain pada masa akan datang.

Sebenarnya kalau melihat fakta bahwa penyakit pandemi telah muncul (dengan berbagai macam dan jenis virus), sejak tahun 1347 --melalui pandemi bubonic palague-  dan terakhir tahun 2015 --melalui zika virus- maka aspek mitigasi adalah perihal biasa untuk negara manapun di dunia. Namun kali ini kita seperti alpa, bahkan semua Negara termasuk Negara maju juga terlena. Lalu bagaimana ke depannya, kira kira konsep kebijakan apa yang pantas dalam rangka menanggulangi penyakit pandemi  ini. Mari kita renungkan.

Peran pemerintah Indonesia dalam aspek kesehatan merupakan pengejawantahan dari tujuan berbangsa dan bernegara --seperti yang termaktub di dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945. Tujuan -tujuan tersebut adalah pertama melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, kedua memajukan kesejahteraan umum, ketiga mencerdaskan kehidupan bangsa, dan keempat ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Indikator keberhasilan dari tercapainya keempat tujuan tersebut adalah sumber daya manusia Indonesia yang sehat. Sehat yang terutatama, baru cerdas dan trampil. Atau kalau meminjam terminologi Jawa ada 3W yaitu wareg waras wasis, yang kita utamakan adalah Waras-nya, sehatnya dulu. Hal ini mengutip pendapat Prof Gunawan Sumodiningrat dari FEB universitas gadjah mada.

Pada bagian tujuan Negara yang "melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia" misalnya, berarti terlindunginya manusia Indonesia dari segala macam penyakit. Kemudian pada bagian "memajukan kesejahteraan umum" berarti upaya pencapaian sejahtera baik secara fisik (lahir) maupun non fisik (batin). Oleh WHO ditambahi dengan terminologi "kesehatan sosial" (kata WHO: Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity). Kesehatan sosial terwujud jika seseorang mampu berhubungan dengan "liyan" secara baik, tanpa membedakan SARA bahkan status sosial, ekonomi, politik, serta saling toleran dan menghargai.

Mengacu pada Human Development Index (HDI) atau indeks pembangunan manusia (IPM), kesehatan merupakan parameter signifikan penunjang kualitas sumber daya manusia. Sedangkan miturut  United Nations Development Programme (UNDP), penduduk merupakan tujuan akhir dari pembangunan, sedangkan upaya pembangunan merupakan sarana (principal means) untuk mencapai tujuan tersebut. Maka IPM diartikan sebagai proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Mengutip Mahbub Ul Haq yang mengartikan pembangunan manusia pada "pilihan manusia" (people choices), demikian pula seingat saya Amartya Kumar Sen, bahwa intinya semua berpusat pada individu manusia itu sendiri.

Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa, meliputi seluruh aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan, dan ketangguhan serta mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan dari luar maupun dari dalam, langsung maupun tidak langsung membahayakan integrasi, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan mengejar tujuan nasionalnya.

Aspek-aspek yang berkaitan dengan tannas bersifat dinamis yang meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan. Aspek ketahanan manusia itu terdiri dari kesehatan, pendidikan, kesetaraan gender, dan kesejahteraan. Ketahanan kesehatan nasional dengan demikian lebih cenderung melakukan pendekatan yang lebih multilateral dan multi-sektoral untuk memperkuat kapasitas global dan kemampuan negara untuk mencegah, mendeteksi, dan menanggapi ancaman penyakit menular dan manusia baik yang terjadi secara alami maupun tidak sengaja atau sengaja menyebar.

Kata resilience dan kata security dalam bahasa Indonesia diartikan menjadi Ketahanan. Ia merupakan bagian dari pertahanan. Pertahanan negara merupakan segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa. Sedangkan arti "ketahanan" adalah kemampuan melakukan perbaikan dengan lebih cepat (recover faster) tanpa kekacauan (less disruption).

Kesehatan perlu dipandang sebagai unsur utama ketahanan nasional. Di tengah pandemic ini maka blessing in disguise, kesehatan adalah aspek yang paling penting. Ia lebih tinggi dari ekonomi, dari pendidikan bahkan, juga dari rekreasi (misalnya entertainment). Bahkan tak hanya rekreasi, pro kreasi juga diusahakan social distancing. Dalam hal ini hubungan suami istri musti sementara dijauhi.

Sebaiknya ditanggalkan itu yang namanya paradigma kesehatan yang dipandang hanya sebagai pengobatan saja (paradigma wong sakit) dan tanggung jawab sektor kesehatan saja, bukan tanggung jawab semua sektor, artinya belum atau tidak menempatkan kesehatan sebagai arus utama atau mainstream pembangunan nasional. Intinya: mitigasi terhadap semua penyakit. Maka covid19 memberi pelajaran, bahwa untuk mewujudkan ketahanan nasional perlu konsepsi ketahanan nasional yang integral dan menyeluruh, artinya semua sektor -dalam hal ini kementerian/ lembaga, pusat/ daerah,  BUMN dan swasta- menjadi terlibat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun