Mohon tunggu...
Yuniandono Achmad
Yuniandono Achmad Mohon Tunggu... Dosen - Dreams dan Dare (to) Die

Cita-cita dan harapan, itu yang membuat hidup sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Atletik Artikel Utama

[RIP Purnomo] Perginya si Multitalenta itu ....

16 Februari 2019   16:41 Diperbarui: 18 Februari 2019   13:36 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Purnomo (433) meraih medali perak nomor 100 m dan memecahkan rekor Asia 0,01 detik lebih cepat. Medali emas disabet sprinter Cina Zheng Chen (684) yang juga memecahkan rekor Asia dengan waktu 10,28 detik lebih cepat 0,06 detik. Medali perunggu diraih Korea Jang Jae Kun (559). (KOMPAS/KARTONO RIYADI)

Nama lengkapnya adalah Purnomo Muhammad Yudhi, tapi lebih terkenal dengan nama yang cukup satu kata: Purnomo. Sprinter elegan dari Indonesia --bahkan satusatunya Asia saat itu- yang pernah mencicipi jalur semifinal Olimpiade tahun 1984 di Los Angeles. 

Beliau satu race dengan Carl Lewis, peraih emas 100 meter di dua olimpiade: 1984 dan 1988. Kemarin Jumat Legi tanggal 15 Februari 2019 (09 Jumadil Akir /10 Jumadil Ula 1440 H) pria kelahiran Purwokerto itu telah berpulang ke hadapan Alloh SWT. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

Saya sebut pak Purnomo ini multi talenta karena pasca pensiun menjadi atlet, kemudian menjadi pimpinan di Berca Sportindo, menjadi pengurus organisasi olahraga, kemudian pada akhir hidupnya mulai terjun ke dunia politik. Selama di RS konon katanya salah satu pembezuk, mas Purnomo berkeinginan menjadi Menteri Pemuda Olah Raga (Menpora). Kisah menarik beliau saya tulis di bawah ini. Selamat membaca.

REGENERASI "wong jowo" dalam berlari cepat 100 meter putra termasuk atau bisa dikatakan sustainable, alias berkesinambungan. Dimulai dari almarhum Moh Sarengat (peraih emas Asian Games 1962), kemudian Purnomo Muhammad Yudi (semifinalis olimpiade 1984), Mardi Lestari (rekor Asia 1989), dan Suryo Agung Wibowo (emas Sea Games tahun 2007 dan 2009).

Walaupun tidak mutlak sprinter disebut di atas 100 persen jawa --seperti Mardi Lestari yang "pujakesuma" alias PUtra JAwa thothok KE-lahiran SUMAtera -karena besar di Sumut. Atau mungkin di sisi perempuan, sebuah case menarik untuk another legend lainnya yakni bu Carolina Rieuwpassa (sprinter perempuan Indonesia pertama yang tampil di Olimpiade 1972, yang lahir di Makassar).  Meski seingat saya Carolina berlatihnya di Malang, Jatim.

Sedangkan saat ini sprinter tercepat Indonesia #zamannow malah orang NTB, yaitu Lalu Muh Zohri. Bisa jadi bukan Jawa siklusnya, tetapi regenerasi pelari cepat berlanjut ke nama "muhammad" yang dimulai dari Mohammad Sarengat, kemudian Purnomo Muhamad Yudi, dan sekarang Lalu Muhammad Zohri

Agak berbeda dengan mainstream Orba dulu yang mengutamakan perspektif wong jowo itu katanya lebih cenderung "alon alon waton kelakon" (atau: pelan pelan tapi terlaksana, alias maraton), dibanding "kebat kliwat" (kecepetan atau lari cepat). 

Seperti yang pernah dinyatakan Alm. Presiden Soeharto ketika ditanya seorang pemuda yang menemuinya di Istana Negara zaman dahulu (barangkali sudah ada versi youtube-nya). Tetapi ternyata untuk maraton, cenderung rekan-rekan kita dari Timur (generasi Eduardus Nabunome dulu)  yang berjaya. Walaupun sekali lagi ini juga tidak berlaku untuk gender wanita, karena Supriyati Sutono --perempuan Salatiga- pernah meraih emas AG 1998 untuk nomor 5,000 meter.

Perihal cerita legend dari almarhum Purnomo Muhammad Yudhi adalah beliau pernah satu race dengan Carl Lewis di olimpiade 1984 di Los Angeles. Satu satunya sprinter Asia yang mampu lolos ke babak semifinal (artinya masuk 16 orang tercepat sedunia). 

foto dari kompas/ kartono riyadi
foto dari kompas/ kartono riyadi
Purnomo menorehkan rekor Asia saat itu (memecahkan rekor asia atas nama Sarengat), yang uniknya rekor tersebut dipecahkan oleh bangsa sendiri juga --yaitu Mardi Lestari- pada event PON 1989 dengan 10,20 detik. Kemudian kisah lain yang penuh intrik terjadi pada Sea Games 1985 di Bangkok.

Saat itu ada kejadian sprinter Thailand yang sering banget curi start di babak penyisihan --maksudnya sudah beranjak lari sebelum (sepersekian detik) pistol start dibunyikan. Karena sprinter tuan rumah tersebut --namanya Summet Promna- mendapat semacam privilege dari juri. Tujuan tim Thailand cuman satu: mendapat emas sebanyak banyaknya, terutama dari nomor bergengsi lari 100 meter, dan sekaligus mengalahkan Purnomo -sang pemegang rekor Asia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun