Mohon tunggu...
Yuniandono Achmad
Yuniandono Achmad Mohon Tunggu... Dosen - Dreams dan Dare (to) Die

Cita-cita dan harapan, itu yang membuat hidup sampai saat ini

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Goes to Final BATC 2018!!

11 Februari 2018   00:03 Diperbarui: 11 Februari 2018   00:45 1905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

SEMPAT unggul 2-0 atas Korea, lalu disamakan 2-2, akhirnya tim Thomas Indonesia maju ke final untuk penyisihan Asia (atau Badminton Asia Thomas Cup/ BATC). Pertandingan semifinal tadi selesai saat isya yang berlangsung di KL, Malaysia, Sabtu 10 Februari 2018. Jelas ini momen yang menggembirakan. Namun jangan berpuas diri, kita bisa ambil banyak pelajaran.

Tim badminton kita adalah juara bertahan untuk thomas-asia (seperti tahun 2016 lalu). Namun sangat perlu disadari bahwa turnamen ini hanya merupakan penyisihan benua Asia. Finalnya adalah nanti bulan Mei di Bangkok. Sepakat dengan target PBSI bahwa yang penting kita lolos ke putaran final dulu, artinya juara/ tidak tak jadi masalah. Apa artinya juara di BATC tapi tidak mendapatkan Thomas cup, lagi lagi seperti tahun 2016. Tahun 2016 PBSI juarai BATC (saat itu mengalahkan Jepang 3-2), namun cukup menjadi runner up untuk thomas cup (di final kalah melawan Denmar 2-3).

Momen kemenangan ini memberi pelajaran yang sangat berharga. Pertama bahwa memang ada pemain yang kampiun buat turnamen perorangan, tapi klepek-klepek mentalnya untuk beregu. Kemudian yang kedua PBSI musti lebih percaya kepada pemain muda.Sedang ketiga, perlu dirombaknya komposisi pemain tunggal dibanding beregu. Untuk ajang thomas cup, maksimal pemain yang dibawa adalah 10. Dengan ketentuan 10 ini, biasanya PBSI mengkomposisikan dengan 4 (empat) pemain tunggal, dan 6 (enam) pemain ganda. Artinya 4 plus 6 adalah 10. Apabila melihat rentan cederanya pemain tunggal dan dapat diacaknya pemain ganda kita, bisa jadi kita coba 5 tunggal dan 5 ganda.

Ajang BATC ini memberi pelajaran berharga soal pasangan ganda yang bisa gonta ganti. Mohammad Ahsan bisa sama Kevin, atau Rian Agung Saputra, atau Hendra. Sedangkan Rian AS --selain dengan Ahsan- bisa berpasangan dengan Angga. Mungkin untuk pembelajaran pemain muda, pasangan Fajar/ Rian (juara Malaysia Master 2018 dengan mengalahkan peraih perak Olimpiade 2016 Goh/Tan dari Malaysia) bisa menjadi alternatif. PBSI musti berani ambil resiko dengan mencoret pemain generasi sebelumnya --misal Ahsan dan Hendra.

Sementara sektor tunggal, di BATC ini di Jonathan Christie memegang rekor dengan tanpa kekalahan sama sekali. Antony Ginting tidak fit saat semifinal (sehingga tidak diturunkan), namun maraton permainan sejak penyisihan yang dilakukan Ihsan Maulanan Mustofa membuatnya anti klimaks di partai semifinal. Sementara Firman Abdul Kholik menjadi debutan yang sebenarnya cukup baik bermain rubber game, namun barangkali karena tidak diturunkan semenjak awal sehingga suasana kebatinan tidak terjaga.  Komposisi Jonatan C, lalu Ginting, kemudian Ihsan dan Firman, memang merupakan yang terbaik. Bila PBSI mau mengambil 5 (lima) tunggal bisa saja dengan tambahan Tommy bin Icuk Sugiarto yang tahun ini juarai Thailand Master 2018.

Tahun ini ajang Asian Games juga sangat berarti. Ketepatan diselenggarakan di Jakarta-Palembang, dan bulutangkis mempertandingkan beregu juga. Menurut hemat saya Kevin/ Gideon lebih cocok untuk turnamen perorangan. Coach ganda --bung Heri Iman Pirngadi dan bang Aryono Miranat- tentunya bisa melihat gelagat tidak cocoknya Kevin/ Gideon di turnamen beregu sejak Sudirman 2017 lalu. Mungkin Kevin/ Gideon biar fokus di AG saja.

Bagaimana dengan tim uber di BATC? Mengejutkan. Meski bernasib sama dengan tim thomas (kalah di partai semifinal) namun uber kita mampu mengalahkan Tiongkok 3-2 di penyisihan grup. Seingat saya ini kemenangan uber atas RRC setelah 22 tahun menunggu --terakhir di final uber cup tahun 1996 di Hong Kong. Bahkan melawan Jepangpun, yang notabene pemainnya peringkat 5 (lima) besar dunia, pemain kita mampu bermain rubber game. Modal berharga untuk ajang uber sesungguhnya nanti bulan Mei. Minimal modal yang cukup untuk mungkin 2 (dua) atau 4 (empat) tahun lagi mengingat usia pemain tunggal yang masih di kisaran 20 tahun. Kekalahan tim Thomas dan tim Uber jelas memberi pelajaran yang sangat amat berharga. Jayalah bulutangkis indonesia, m.e.r.d.e.k.a.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun