Mohon tunggu...
Muhammad Yumashuri
Muhammad Yumashuri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka olahraga terutama sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pengaruh Piala Dunia 2022 terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Perekonomian di Qatar

2 Desember 2022   20:07 Diperbarui: 2 Desember 2022   21:49 4385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Qatar merupakan negara pertama di Timur Tengah yang menjadi tuan rumah Piala Dunia. Piala Dunia kali ini pun berbeda dari sebelumnya karena pelaksanaannya dilakukan pada akhir tahun. Diperkirakan lebih dari 5 miliar orang akan menyaksikan turnamen ini, dengan lebih dari 1 juta orang datang langsung ke Qatar. 

Tujuan utama qatar mengajukan sebagai tuan rumah adalah untuk meningkatkan perkonomian dan publikasi tinggi ke seluruh dunia. Kedua hal ini tentunya sangat berdampak positif bagi Qatar. Peningkatan ekonomi yang berpotensi seperti penyewaan hotel, sarana transportasi, merchandise, hak siar, penjualan tiket dan lainnya. Sedangkan dari sisi publikasi perhelatan piala dunia ini berpotensi mengenalkan negara Qatar ke dunia sehingga dapat membuka peluang bisnis dan investasi di Qatar.

Mengutip publikasi Front Office Sports, penyelenggaraan Piala Dunia 2022 Qatar menghabiskan biaya sebesar US$ 220 Miliar. Nilai itu setara dengan 3.400 triliun, dengan asumsi US$1 setara dengan Rp 15.000. Qatar telah mempersiapkan dana yang cukup besar untuk pembangunan banyak fasilitas. Fasilitas tersebut mulai dari hotel, bandara, dan stadion untuk pertandingan Piala Dunia 2022. Pembangunan skala besar itu tidak hanya untuk ajang Piala Dunia 2022, tetapi juga untuk proyek wisata jangka panjang. masifnya aktivitas pengunjung membuat perputaran ekonomi pun akan relatif lebih cepat. 

Capaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi bukan tidak mungkin akan dapat diraih kembali. Pertengahan tahun ini, laju pertumbuhan ekonomi Qatar sudah kembali menguat menjadi 4,3 persen. Pertumbuhan tersebut hampir tiga kali lipat dari pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun lalu. Bahkan jauh lebih tinggi dari tahun 2020 yang terkontraksi 3,6 persen akibat pandemi. 

Berdasarkan laporan dari Aljazeera, baru-baru ini lembaga sepak bola dunia FIFA menyampaikan laporan bahwa Piala Dunia Qatar mendatangkan keuntungan capai US$ 7,5 miliar atau sekitar Rp 117,75 triliun. Qatar Energy bergabung sebagai sponsor tingkat atas, dan sponsor tingkat ketiga yang baru termasuk bank QNB Qatar dan perusahaan telekomunikasi Ooredoo. FIFA juga menambahkan penawaran sponsor tingkat kedua tahun ini dari platform keuangancrypto.com dan penyedia blockchain Algorand, sponsor Amerika baru pertama Qatar dalam lebih dari satu dekade.

Berdasarkan catatan detikcom, menurut penelitian PwC (sebuah lembaga riset internasional), secara ekonomi sektor ini menjanjikan pertumbuhan sebesar 8,7% dalam tiga hingga lima tahun ke depan. Di sisi lain, menurut Khristo Ayad selaku konsultan di InStrat (sebuah platform penelitian dan penasehat independen di Doha) mengatakan bahwa turnamen dengan visibilitas tinggi tentu akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan diversifikasi negara menuju ekonomi modern berbasis pengetahuan.

Antusiasme para peminat turnamen ini tentunya turut meningkatkan peluang pendapatan Doha yang diprediksi mencapai Rp 59 triliun pada akhir tahun ini. Tingginya pendapatan tersebut utamanya berasal dari biaya belanja yang dikeluarkan oleh wisatawan di Timur Tengah. Perhotelan, makanan, minuman, merchandise, hingga pakaian adalah sektor utama yang diproyeksikan akan menarik pembelanjaan para penggemar sepak bola dan turis selama periode Piala Dunia November--Desember ini

Qatar diproyeksikan hanya tuai pendapatan sebanyak 85 persen. Sementara sisanya akan dibagi dengan dua negara pendukung utama yakni Uni Emirat Arab (UEA) dan Dubai. Arab Saudi, Oman, dan Kuwait juga diprediksi bakal menerima berkah dari Piala Dunia.

Saluran digital juga akan memainkan peran penting dalam memacu pengeluaran wisatawan secara signifikan hingga 60 persen dari total pendapatan. Menariknya, meskipun mengeluarkan biaya besar, Qatar tidak memperoleh hak dari pemasukan resmi yang diperoleh FIFA. Jadi, kemungkinan besar Qatar merugi dari aspek keuangan.

Dari sektor pariwisata, kedatangan penonton tersebut akan membawa berkah bagi Qatar. Qatar sempat mengalami dampak pandemi Covid-19 di bidang wisata. Pembatasan mobilitas publik membuat jumlah kedatangan wisatawan ke Qatar merosot tajam. Data Bank Dunia menunjukkan, hanya tersisa 582.000 kunjungan ke Qatar pada tahun 2020. 

Padahal, rata-rata kunjungan wisatawan ke Qatar pada tahun-tahun sebelumnya mencapai lebih dari 2 juta orang Kondisi tersebut pun membuat pendapatan Qatar dari sektor pariwisata menurun. Otoritas Pariwisata Qatar mencatat, hingga semester pertama tahun 2022 sudah ada 725.000 wisatawan yang datang ke negeri Timur Tengah tersebut. Dengan adanya Piala Dunia, peningkatannya diperkirakan bisa berlipat kali ganda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun