Mohon tunggu...
yulianingsih
yulianingsih Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa yang bersemangat dan berdedikasi tinggi di Program Studi Sistem Informasi Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Digital Dan Dampaknya Terhadap Pola Interaksi Sosial Masyarakat Modern

31 Juli 2025   19:05 Diperbarui: 31 Juli 2025   19:05 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transformasi digital (Sumber: Google/oxlfxuys)


Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan fundamental dalam berbagai aspek kehidupan manusia, terutama dalam cara berinteraksi dan berkomunikasi. Transformasi digital yang ditandai dengan penggunaan internet, media sosial, aplikasi pesan instan, serta teknologi komunikasi canggih lainnya telah menggeser pola interaksi sosial dari tatap muka langsung menuju interaksi virtual yang lebih fleksibel dan tanpa batasan ruang dan waktu. Fenomena ini tidak hanya mengubah cara individu berhubungan satu sama lain, tetapi juga memengaruhi struktur sosial, nilai-nilai budaya, dan dinamika kelompok dalam masyarakat modern. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana transformasi digital membentuk pola interaksi sosial dan apa dampak yang ditimbulkannya bagi kehidupan sosial secara umum.

Ilustrasi teknologi informasi (Sumber: Google)
Ilustrasi teknologi informasi (Sumber: Google)
Transformasi digital memunculkan berbagai bentuk interaksi sosial baru yang lebih dinamis dan multidimensional. Media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter, serta aplikasi komunikasi seperti WhatsApp dan Telegram, memungkinkan individu untuk berkomunikasi secara instan dan luas tanpa harus bertemu secara fisik. Hal ini memudahkan pertukaran informasi dan memperluas jejaring sosial, namun juga menghadirkan tantangan seperti berkurangnya interaksi tatap muka yang selama ini menjadi dasar pembentukan ikatan sosial yang kuat. Dalam konteks ini, pola komunikasi yang semula bersifat langsung dan personal berubah menjadi lebih virtual dan terkadang anonim. Akibatnya, muncul fenomena hubungan sosial yang sifatnya lebih dangkal dan temporer, yang sering disebut sebagai "jaringan sosial longgar" (loose social networks).

Dampak positif dari transformasi digital terhadap interaksi sosial terlihat pada kemudahan dalam membangun dan memelihara hubungan lintas jarak dan waktu. Individu dapat tetap terhubung dengan keluarga, teman, maupun kolega meskipun berada di lokasi geografis yang berjauhan. Selain itu, media sosial juga memberikan ruang bagi komunitas dengan minat khusus untuk berkumpul dan berkolaborasi, yang sebelumnya sulit dilakukan tanpa dukungan teknologi digital. Namun, di sisi lain, intensitas interaksi digital yang tinggi dapat menyebabkan kecanduan media sosial, penurunan kualitas komunikasi interpersonal, serta meningkatnya risiko kesalahpahaman akibat minimnya isyarat non-verbal seperti ekspresi wajah dan intonasi suara.

Lebih jauh, transformasi digital juga mengubah dinamika sosial yang berhubungan dengan identitas dan eksistensi sosial. Media sosial memungkinkan individu untuk membentuk citra diri yang diinginkan melalui seleksi informasi dan konten yang dipublikasikan. Proses ini menciptakan konstruksi identitas digital yang bisa berbeda dengan identitas nyata seseorang. Perubahan ini memunculkan pertanyaan etis dan psikologis, seperti tekanan untuk tampil sempurna, fenomena "fear of missing out" (FOMO), dan dampak negatif terhadap kesehatan mental. Selain itu, interaksi sosial di dunia digital juga dapat memperkuat segregasi sosial, karena algoritma media sosial cenderung menampilkan konten yang sesuai dengan preferensi pengguna, sehingga mempersempit wawasan dan menciptakan "ruang gema" (echo chambers) yang memicu polarisasi masyarakat.

Dalam konteks budaya dan sosial yang lebih luas, transformasi digital turut mendorong pergeseran norma dan nilai sosial. Misalnya, komunikasi yang lebih terbuka dan transparan di media sosial menantang tradisi komunikasi formal dan hierarki sosial yang selama ini berlaku di berbagai masyarakat. Media digital juga menjadi alat bagi gerakan sosial dan aktivisme untuk menyuarakan aspirasi dan memobilisasi dukungan dengan cepat dan masif. Namun, kemudahan akses informasi juga meningkatkan risiko penyebaran informasi palsu (hoaks) yang dapat memicu konflik dan ketidakstabilan sosial.

Optimasi Teknologi (Sumber: Google)
Optimasi Teknologi (Sumber: Google)
Transformasi digital membawa dampak besar terhadap pola interaksi sosial masyarakat modern, menghadirkan peluang sekaligus tantangan yang kompleks. Interaksi sosial yang sebelumnya terbatas oleh ruang dan waktu kini menjadi lebih mudah, luas, dan dinamis, tetapi juga berpotensi menimbulkan perubahan kualitas hubungan sosial dan masalah sosial baru. Oleh karena itu, pemahaman kritis dan literasi digital yang baik sangat penting untuk memaksimalkan manfaat transformasi digital sekaligus mengatasi dampak negatifnya. Pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat luas perlu bekerja sama dalam menciptakan ekosistem digital yang sehat dan inklusif guna mendukung interaksi sosial yang positif dan bermakna di era digital ini.

Yulianingsih, Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Pamulang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun