Mohon tunggu...
Yuliana Windi Sari
Yuliana Windi Sari Mohon Tunggu... Dosen - Hobby Menulis

IG : @yuliana.windii||Master Degree of social Science||Lecturer||surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Habitus, Ranah, dan Modal dalam Tinjauan Sosiologis Pierre Bourdieu

9 Maret 2021   16:57 Diperbarui: 9 Maret 2021   17:32 4794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pieere Bourdieu adalah salah satu teoritisi sosiologi yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendukung keilmuan sosiologi salah satu konsep pemikirannya yang mengjadi arus utama pada teori sosiologi adalah habitus, ranah dan modal. Berikut penjelasan terkait dengan konsep-konsep pada pemikiran Pieere Bourdieu.


Habitus
Habitus adalah struktur mental atau kognitif, yang digunakan aktor untuk menghadapi kehidupan sosialnya. Habitus menggambarkan serangkaian kecenderungan yang mendorong pelaku sosial atau aktor untuk beraksi dan bereaksi dengan cara-cara tertentu. Habitus merupakan produk dari sejarah, sebagai warisan dari masa lalu yang di pengaruhi oleh struktur yang ada.
Berdasarkan pada penjelasan konsep diatas diketahui bahwa habitus merupakan serangkaian peristiwa yang pada intinya menjelaskan tentang bagaimana suatu perilaku social bisa terbentuk dan menjadi suatu kebiasaan sehari-hari. Habitus tidak datang dengan sendirinya habitus adalah suatu proses rangkaian yang dalam bahasa sosiologis dikenal dengan sosialisasi baik sosialisasi primer dan sekunder yang pada akhirnya membentuk perilaku social seseorang.
Misalnya Habitus antara anak yang dilahirkan pada kelas social menengah atas dengan habitus anak yang dilahirkan dari kelas social menengah bawah memiliki perbedaan sosialisasi yang pada akhirnya mempengaruhi perilaku sosialnya misalnya anak yang berasal dari kalangan social menengah atas pada umumnya merupakan anak-anak yang terbiasa dengan habitus penggunaan bahasa asing sedangkan anak-anak yang berasal dari kelas social menengah kebawah terbiasa menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Dari konsep habitus penggunaan bahasa terdapat perbedaan hal inilah yang membuat perilaku social merupakan serangkaian proses yang berlaku dan disosialisasikan berdasarkan nilai dan norma.
Habitus dapat digambarkan sebagai hasil atau produk dari internalisasi struktur dunia sosial yang diwujudkan. Habitus diperoleh sebagai akibat dari lamanya posisi dalam kehidupan sosial yang diduduki. Sehingga habitus akan berbeda-beda, tergantung dimana dan bagaimana posisi individu tersebut dalam kehidupan sosial. Sehingga seseorang yang menduduki posisi yang sama dalam dunia sosial, cenderung akan memiliki kebiasaan yang sama.
Dalam pengertian ini, habitus dapat pula menjadi fenomena kolektif. Habitus dapat bertahan lama dan dapat pula berubah dalam arti dapat dialihkan dari satu bidang ke bidang yang lain. Dengan kata lain, meskipun habitus sebagai warisan pengalaman masa lalu atau produk dari internalisasi struktur, dapat berubah-ubah sesuai dengan ranah di mana ia berada.
Disamping itu habitus juga dapat dipengaruhi oleh factor eksternal yang dalam istilah sosiologis dikenal dengan sosialisasi sekunder. Pada kenyataannya habitus anak yang berasal dari kelas social menengah bawah saat dia memasuki dunia kerja dia juga mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, misalnya melalui proses belajar pada dunia pendidikan maka tidak menutup kemungkinan bahwa anak yang berasal dari kalangan keluarga menengah kebawah juga mampu menguasai bahasa asing karena mendapatkan sosialisasi pada institusi pendidikan. Sehingga secara struktur habitus merupakan hasil dari proses internalisasi dan eksternalisasi yang pada akhirnya membuat individu tersebut berada pada suatu ranah tertentu. Konsep tentang ranah dan habitus memiliki keterkaitan karena habitus berada pada suatu ranah dimana perilaku social berhubungan dengan konteks social dimana individu tersebut berada.


Ranah (Field)
Lingkungan merupakan dunia tempat melakukan permainan-permainan, Lingkungan adalah jaringan hubungan antar posisi objektif didalamnya. Lingkungan atau arena adalah sepotong kecil dunia sosial, sebuah dunia penuh kesepakatan yang bekerja secara otonom dengan hukum-hukumnya sendiri. Bourdieu melihat arena sebagai sebuah arena pertarungan dan juga lingkungan perjuangan, arena adu kekuatan, sebuah medan dominasi dan konflik antar individu, antarkelompok demi mendapatkan posisinya. Posisi-posisi ini ditentukan oleh banyaknya kapital atau modal yang mereka miliki. Semakin banyak jumlah dan jenis modal yang mereka miliki, maka ia akan mendapatkan posisi terbaik dalam arena tersebut, atau menduduki posisi yang dominan dalam suatu arena.
Ranah atau arena merupakan suatu lingkungan dimana terdapat interaksi yang terjadi antar individu, ranah memiliki keterkaitan dengan habitus karena ranah adalah suatu konteks dimana individu menentukan perilakunya disamping itu arena atau ranah juga menjadi memiliki suatu aturan permainan yang pada intinya memiliki fungsi untuk mengatur perilaku anggota-anggotanya. Ranah pula yang pada akhirnya menciptakan suatu Kapital. Oleh karena itulah antara ranah, habitus dan capital merupakan suatu konsep yang berkaitan sehingga secara kontekstualisasi konsep pieere Bourdieu menggambarkan bagaimana perilaku sosial yang ada pada suatu lingkungan tertentu.
Misalnya Habitus kalangan Leissure class dengan kelas buruh disamping terdapat perbedaan pada konteks perilaku sehari-hari, ranah telah membuat kehidupa mereka menjadi terkategorisasi. Kalangan Leissure Class memiliki gaya hidup tersendiri dalam menghabiskan waktu luang dengan keluarga bukan hanya berkaitan dengan pola sosialisasi namun juga berkaitan dengan capital yang dimiliki yang menjadi symbol bahwa mereka berada pada ranah tertentu.
Oleh karena itulah konsep Leissure class memiliki korelasi dengan pemikiran Pieere Bourdieu karena kelas Leissure class memiliki dunia sendiri yang menggambarkan bagaimana gaya hidup kelas menengah keatas dan bagaimana cara mereka mengutamakan penampilan sebagai symbol status. Sedangkan kelas sosial menengah kebawah juga identik dengan kelas pekerja yang sibuk dengan runititas pekerjaan sedangkan mereka tidak menghabiskan waktu luang liburan akan tetapi untk berkumpul dengan keluarga dan beristirahat.
Dalam suatu ranah terdapat 3 unsur yaitu kekuasaan (Politik), struktur obyektif, dan kebiasaan agen dalam suatu posisi di lingkungan tertentu.  Oleh karena itulah dalam relasi antara habitus dan ranah mengandung muatan capital. Oleh karena itulah yang paling utama dalam suatu lingkungan tertentu atau suatu ranah baik pada institusi, birokrasi maupun swasta adalah siapa memiliki kekuasaan yang mengandung unsur politis, struktur obyektif atau penguasaan terhadap struktur dan perilaku agen yang significant.


Modal
Modal merupakan aset yang dimiliki individu dalam lingkungan sosialnya yang digunakan untuk menentukan posisi dalam suatu ranah. Modal itu harus selalu di produksi dan direproduksi kembali. Menurut Bourdieu terdapat empat jenis modal, yaitu modal ekonomi, modal sosial, modal kultural, dan modal simbolik.
1)Modal ekonomi: segala bentuk modal yang dimiliki yang berupa materi, misalnya uang, emas, mobil, tanah, dan lain-lain.
2)Modal sosial: terdiri dari hubungan sosial yang bernilai antara individu, atau hubungan-hubungan dan jaringan hubungan-hubungan yang merupakan sumberdaya yang berguna dalam penentuan dan reproduksi kedudukan-kedudukan sosial. Misalnya seorang mahasiswa kenal baik dengan seorang dosen.
3)Modal kultural: meliputi berbagai pengetahuan yang sah. Misalnya ijazah, cara berbicara, cara bergaul, cara pembawaan diri (sopan santun).
4)Modal simbolik: berasal dari kehormatan dan prestise seseorang, misalnya posisi atau jabatan seseorang sebagai kepala pemerintahan.
Distribusi kapital menentukan struktur objektif kelas-kelas di dalam sistem sosial. kelas yang dominan adalah kelas yang memiliki jumlah (akumulasi) terbesar dari keempat bentuk kapital, sedangkan kelas bawah atau kaum marginal adalah pemilik kapital yang paling sedikit. Secara logis, maka kelas pemilik kapital adalah kelas yang paling dominan.
Modal dalam konsep Pieere Bourdieu tidak hanya berkaitan dengan capital atau modal oleh karena itulah yang menjadi perbedaan disini adalah modal ekonomi atau capital adalah hal yang paling utama namun juga didukung oleh modal-modal yang lain seperti modal budaya, modal sosial yang menentukan bagaimana seseorang tersebut bertindak dan berperilaku sesuai dengan ranah dan habitusnya. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa konsep-konsep tentang modal saling berkaitan dan saling mendukung. Sehingga definisi penguasa tidak hanya berkaitan dengan capital dan jaringan, kekuasaan dan kehormatan serta tingkat pendidikan serta perilaku yang menjadi suatu symbol status.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun