Mohon tunggu...
Fransisca Yuliyani
Fransisca Yuliyani Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pecinta bunga matahari | Gratitude Practitioner

Menulis untuk meninggalkan jejak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Udara Segar buat Perokok Pasif, Mungkinkah?

9 November 2022   12:17 Diperbarui: 9 November 2022   12:22 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi: psychologymania.com)

Bea cukai rokok sudah dipastikan naik per 2023-2024. Kenaikannya tentu bukan tanpa sebab. 

Menekan jumlah perokok terutama di kalangan remaja dan masyarakat menengah ke bawah adalah tujuan yang ingin dicapai. 

Tapi apa semudah itu? Padahal masih banyak cara bagi orang yang sudah kecanduan rokok dengan alasan menghilangkan stress atau sudah jadi kebiasaan untuk menghisap batang nikotin itu. 

Mereka bisa memilih rokok elektrik dan rokok herbal (yang ini diklaim lebih sehat). Atau tetap 'mengkonsumsi' rokok walau harus merogoh kocek lebih dalam. 

Ini juga yang menjadikan Indonesia sebagai negara nomor tiga di dunia yang punya daftar perokok aktif terbanyak.

Nggak heran juga kalau beberapa cara dilakukan untuk menekan jumlah perokok. Salah satunya adalah dengan memasang bilboard bahaya merokok di sepanjang jalan utama. 

Ilustrasi seseorang yang terkena kanker tenggorokan dan kalimat pendukung berhenti merokok di bawahnya. Beberapa iklan rokok juga menyertakan bahaya menghisap batang nikotin. 

Tapi itu pun tidak menyurutkan niat dan semangat para perokok untuk terus menghisap batang tembakau itu.

Mungkin ada kenikmatan tersendiri bagi para perokok aktif yang bisa menghabiskan banyak batang rokok hingga menjadikannya prioritas. Seperti ada yang kurang kalau belum merokok. Dan merokok seperti sebuah budaya yang mendarah daging.

 Ya, bukan hal aneh kalau kita menjumpai beberapa orang asyik menghisap nikotin di mana pun. Yang sering saya temui biasanya di angkutan umum, tempat publik seperti parkir mall, halte bus sampai ke rumah tetangga saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun