Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Wisata Terop", Mempererat Silaturahmi dan Mengurangi Kesenjangan di Antara Kami

6 Februari 2023   20:43 Diperbarui: 6 Februari 2023   20:46 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siap berangkat dengan Bus Halokes, dokumentasi pribadi 

Beberapa hari terakhir ini banyak undangan pernikahan datang ke meja saya.  Bulan Rajab, sekitar bulan Maulud ( Rabiul Awal dan Rabiul Akhir), dan bulan Besar ( Zulhijjah) adalah bulan-bulan manten.  Banyak yang mengadakan pesta pernikahan di bulan tersebut.

Dipercaya bahwa  menikah pada bulan tersebut akan mendapat kebaikan dan rezeki yang berlimpah, karenanya undangan berdatangan, bahkan kadang sehari ada dua undangan yang harus saya datangi.

Demikian juga halnya di sekolah.
Di tempat  saya mengajar  saat ini terjadi perubahan komposisi yang signifikan antara guru senior dan yunior. 

Jika sebelumnya guru senior jumlahnya jauh lebih banyak dari yunior (separo lebih), maka sekarang guru yunior lebih banyak dari senior. Apalagi akhir akhir ini banyak guru-guru yang pensiun dalam waktu yang hampir bersamaan.

Akibatnya terasa ada  kesenjangan antara senior dan yunior. Ya, rentang usia kami begitu jauh. Sampai berselisih 15-20 tahun.  

Acara anjangsana sesama teman sekarang banyak diisi dengan mengunjungi pernikahan atau tilik bayi. Dan itu biasanya kami lakukan bersama sama di luar jam sekolah.

Dalam bulan ini kami mendapatkan dua undangan pernikahan teman guru yang keduanya dilakukan di luar kota Malang. Satu di Gresik dan satunya lagi di Jember.

Wow, menurut info yang punya hajat perjalanan ke Gresik memerlukan waktu 3 jam, sedangkan Jember memerlukan waktu 5 jam. Lumayan lama. Namun tak apa. Kami tetap datang bersama dengan menyewa bus sekolah atau Bus Halokes milik Pemkot.

Mengenai hadiah untuk manten biasanya kami berikan dalam bentuk uang di dalam amplop atau 'buwuh'. Amplop-amplop kami dimasukkan dalam amplop besar coklat yang nantinya langsung diserahkan ke manten.

Perjalanan beramai-ramai ke manten tentunya sangat mengasyikkan. Kami sebut ini wisata terop.
Mengapa wisata terop? Perjalanan ke manten bersama- sama rasanya seperti berwisata. Dan terop dalam bahasa Jawa artinya payon atau semacam tenda yang dipasang di depan rumah saat ada acara istimewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun